Lihat ke Halaman Asli

Perspektif: Stereotip Negatif pada Film-film Non-Hollywood

Diperbarui: 13 Agustus 2019   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sama halnya dengan musik, film punya peran yang sama yaitu sebagai media yang bersifat universal dengan tidak terpengaruh oleh perbedaan bahasa, budaya, negara, agama, dll. Dan gue suka kesel kalo masih ada :

1. orang-orang yang menganggap remeh film-film Non-Hollywood. Iya gue paham kok Hollywood itu keren abis, efek visualnya oke, ceritanya oke, sutradaranya juga oke, aktornya apa lagi. Tapi, tidak semuanya bagus...... ada juga yang enggak banget dan ceritanya gak jelas. 

Ini sama ketika kita kenal sama orang, kita gak bisa menjudge orang islam itu semuanya baik, atau menjudge orang islam itu teroris. 

2. orang-orang yang menganggap perbedaan bahasa sebagai kendala buat mereka nonton film dari negera-negera lain seperti Perancis, Spanyol, Iran, dan negara-negara anti mainstream lainnya. 

Pertanyaan gue, terus kenapa lu masih nonton film-film Hollywood, Inggris, pake subtitle Bahasa Indonesia? Ini lucu si buat gue.

Dan yang paling penting jangan menjadikan keindahan film-film Hollywood itu sebagai justifikasi (pembenaran) kalo yang bagus itu cuma film Hollywood. 

Contoh sederhananya yang sudah diketahui banyak orang adalah film India alias Bollywood. Stereotip film India di negara Indonesia apa si? yang pertama dan yang paling melekat adalah film yang pasti isinya tari-tarian, nyanyi-nyanyi. Dan mungkin kalo buat jadi tontonan anak Milenial.... "Nggak banget" ahhaha. 

Tapi gue juga yakin si, pasti banyak milenial yang suka sama film-film India tapi gengsi buat "mengakuinya", dan kalian yang lahiran 93-95 pasti gak bakal bisa ngelupain Kuch Kuch Hota Hai, Kabhi Kushi Kabhi gam dll. Kalian bohong kalo gak inget lagu-lagu di film-film tersebut. Mayoritas pasti tau.

Stereotip itu kadang jadi label harga yang bisa mengatakan barang ini murah, barang ini mahal, barang ini enggak layak pake dll dll. Ketika melekat pada sesuatu, itu akan susah buat dihilangkan. 

Padahal dengan menonton film-film lintas negara, budaya, bahasa itu sangat berguna:

1. Lu akan jadi pribadi yang lebih berpikiran terbuka. Lu gak monoton dan lu anti-mainstream. Gak melulu nonton film-film dari negara itu itu aja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline