Lihat ke Halaman Asli

Hanya PadaMU

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ada bulir menggenang, butir bergulir mengambang,

desak ketak-mengertian, gamang dan rasa terbuang,

menghadapmu namun ragu,

menganga namun tergugu,

masih adakah kata-kata yang dapat melukiskan warna risau,

formasi kacaunya rangkaian huruf mencerminkan biru ungu galau,

hanya kau yang bisa tersentuh oleh yang mengalir dari mata air itu,

kiranya basahnya kau hitung tidak percuma di kirbat, seperti katamu,

sebab dengan malu ragu risau galau biru merah ungu

aku kini hanya bisa tersengguk pilu,

ingin pergi namun ku lebih tak berani,

sebab tanpamu akan lebih sakit nanti

setelah kian panjang waktu lelah terus berlari,

kian lemah langkah jauh tiada tempat berhenti

kelak padamu juga ku pasti kembali

sebab itu biarlah aku diam disini

di kakimu wahai sang maha mengerti

hitunglah aku puing tak berarti,

percaya pasti kau belas kasihi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline