Lihat ke Halaman Asli

Menail Tekail Uparsin NGL

Tuliskan Imajinasimu

Planet Politik yang Semakin Ramai

Diperbarui: 1 Oktober 2019   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

DPR RI yang mewakili pikiran dan aspirasi rakyat di senayan periode 2014-2019 telah berakhir tanggal 30 September 2019. Selama lima tahun memberikan waktu, fikiran, tenaga dan hal-hal lainnya. Bekerja selama lima tahun bukan waktu yang singkat, waktu ini tergolong jangka menengah, ada yang mendapat apresiasi, namun kritikan dari rakyat yang memilihnya juga tidak bisa dihilangkan. 

Tapi mungkin ada  yang beranggapan itu gak masalah, karena masa jabatan sudah selesai, atau sebagian semakin kalem dan mau berbenah karena sudah dipilih rakyat kembali untuk 5 tahun kedepan. Namun bagi rakyat yang sudah kehilangan telah memberikan waktunya untuk memilih, ini bukan main-main, mereka ingin kesejahteraan dan kenyamanan hidup serta hasil yang nyata.  

Tidak banyak kata-kata evaluasi yang bisa disampaikan, logistik data untuk evaluasi sangat minim apalagi bagi rakyat yang jauh diperdesaan dengan jaringan internet lelet atau gak ada, namun demikian, dikota sekalipun tidak mendominasikan prestasi. Tapi tidak berarti tanpa prestasi.  LEGISLATOR periode 2014-2019 adalah utusan partai, bergerak dan bekerja tentu tidak terlepas dari visi misi dan kebijakan utama partai, salah langkah bisa dikeluarkan dari partai, dan hukum tetap berlaku.

Informasi dan data dari berbagai media, menjadi hal yang sangat penting bagi rakyat pada semester II tahun 2019, bahkan menembus waktu periode 2014-2019 atau dengan kata lain, dampak secara langsung berlaku diatas tanggal akhir periode. Semenjak dikeluarkannya isu strategis berbagai Undang-Undang, mulai dari revisi RUU KPK, RKUHP, Pertanahan, RUU PKS dan RUU Permasyarakatan, tendensi kritikan lalu meningkat ke arah demonstrasi semakin tinggi terhadap DPR RI periode lalu. 

Sekalipun tetap ada rakyat yang mendukung. Membawa Revisi atau Undang-undang di akhir periode untuk segera dan secepatnya disyahkan menjadi isu yang membawa sebahagian rakyat ke arah berfikir kritis dan mencoba masuk berfikir politik, bahkan ini menjadi fokus jika ada ditanya tentang EVALUASI DPR RI. Seperti pembalap fromula one, akan berusaha ngebut di akhir garis finish. Bedanya, pembalap gak dipilih oleh hitungan suara. Tapi kemampuan pribadi dan Tim. 

Pada lain sisi, pemerintah tentu gak bodoh bahwa hal ini mungkin saja menjadi alat tunggangan untuk maksud tertentu dari elemen tertentu dengan melihat yang terjadi selama dua minggu terakhir. Keamanan sangat penting. Akhirnya RUU atau UU ada yang ditunda, walaupun ada yang telah disyahkan. Namun bukan berarti setiap kritik dan saran menjadi lawan. JADIKANLAH TEMAN DAN SAHABATMU YANG MEMBERI KRITIK MEMBANGUN DAN SARAN. 

Rakyat sebagai pemilih wakilnya di senayan, semakin ikut masuk ke planet politik. Bahkan tren anak Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sudah mulai masuk di wilayah demosntrasi tingkat tinggi. Dari yang sekedar mendengar, mulai ikut berfikir politik untuk mengkritik dan memberi saran entah untuk siapa, walau hanya didengar oleh temannya yang lagi nongkrong di keda kopi. Meningkatnya frekuensi dan keberlanjutan befikir politik dan kritis dimasyarakat saat ini, tidak akan muncul jika tidak ada wakil rakyat yang dipilih. 

Semua elemen hendaknya berfikir benar bukan berfikir baik, karena BENAR ITU MUTLAK, sekalipun gak akan ada manusia yang benar 100 %. Namun baik itu bisa mengkelabui kebenaran. Yang kemarin kita pilih karena baik, bisa jadi jahat dikemudian hari dan sebaliknya.   




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline