Lihat ke Halaman Asli

Critical Thinking as a Thinking Development

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ketika kita mneyebutkan kata kritis (critic) kita selalu akan mendapatkan fikiran kita menuju hal-hal yang bersifat negatif, seperti halnya saat kita mendengar teman kita yang menyebutkan “keadaanya sangat kritis”. Tapi dalam artiannya sendiri berfikir kritis adalah proses untuk mengaplikasikan, menghubungkan, menciptakan, atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan secara aktif dan terampil (Abraham 2004). Banyak definisi para ahli yang ditawarkan untuk mengartikan berfikir kritis. Dengan cara berfikir kirtis kita dapat mengevaliasi informasi yang kita dapatkan dalam keseharian kita, entah itu benar ataupun salah.

Berfikir kritis didasarkan pada delapan komponen dari standart intelektual universal yaitu: kejelasan, ketelitian, keakuratan, relavan, konsisten, logika yang benar, kelengkapan dan keadilan. Dalam penerapannya, berfikir kritis haruslah didasari dengan delapan hal diatas. Dengan menggunakan standart intelektual universal kita dapat mengolah, mengevaluasi dan menilai informasi yang kita dapatkan.

Beberapa komponen dari berfikir kritis adalah : penafsiran analisis ( interpretation analysis ), evaluasi (evaluation), kesimpulan ( inference ), penjelasan ( explanation ), dan aturan diri ( self regulation ). Sementara itu, beberapa ahli menjelaskan berfiri kritis sendiri menggunakan taksonimi berfikir kritis yaitu skil analisa-verbal ( verbal-reasoning skills ), skil menganalisa argumen ( argument-analysis skills ),skil berfikir ( thinking skills ),membuat keputusan ( decision-making ) dan skil penyelesaian masalah (problem-solving skills).

Disekolah sendiri atau dilembaga pendidikan formal di negara kita, tidak banyak yang menjadikan pelajaran berfikir kritis ini dalam kurikulum yang diajarkan pada peserta didik. Walaupun diajarkan, tetapi banyak peserta didik yang tidak menganggap penting untuk mempelajari skil berfikir kritis ini. Kebanyakan peserta didik memulai menggunakan skil berfikir kritis saat mulai masuk ke jenjang pendidikan di universitas sebagai mahasiswa. Dewasa ini pun, mahasiswa masih banyak yang belum mengerti tentang konsep skil berfikir kritis ini karna mahasiswa kebanyakan hanya belajar hal-hal yang dasar atau fakta. Kondisi ini menyebabkan mahasiswa bingung atau tidak bisa menentukan sendiri apa yang harus dipelajarinya. Dengan menerapkan skil berfikir kritis mahasiswa ataupun peserta didik lainnya akan lebih berkembang dalam segi pendidikan, belajar dan perkembangannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline