Membicarakan tentang proyek-proyek pembangunan atau infrastruktur di Indonesia memang seakan tidak pernah selesai, karena pada dasarnya seperti itulah kondisi yang selalu kita lihat sampai saat ini. Kenapa pemerintah Indonesia harus terus menerus, memperbaiki infrastruktur di berbagai daerah? Dan seberapa besar manfaat yang akan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indoensia, dengan adanya proyek-proyek Infrastruktur tersebut.
Oleh karenanya disinilah kita perlu mengetahui berbagai opini dari kalangan elite politik mengenai kondisi perekonomian Indonesia ditengah maraknya pembangunan Infrastruktur yang seakan tiada henti. Untuk mengetahui hasil dari pembahasan mengenai hal tersebut, maka beberapa hari yang lalu telah berlangsung diskusi FMB9 yang ditayangkan secara langsung dari Metro TV, dalam program acara OPSI (Opini 2 Sisi), dan dibawakan oleh Aviani Malik sebagai pembawa acara siaran langsung tersebut.
Narasumber yang hadir dalam diskusi tersebut salah satunya adalah bapak Bambang Brojonegoro selaku Menteri PPN atau Kepala Bappenas, "Bisa saja pada kondisi yang ideal, anggaran negara mengalami surplus, dan hampir semua negara di dunia jarang yang mengalami anggaran dalam kondisi surplus, yang akan mengakibatkan defisitnya anggaran yang sudah ditetapkan pemerintah."
Bapak Bambang Brodjonegoro pun menambahkan lagi bahwa "Tidak ada negara tanpa defisit, karena pembangunan tanpa utang tidak mungkin ada, bahkan untuk negara maju sekalipun ada yang berhutang, seperti contohnya Arab Saudi yang harus mengeluarkan surat hutangnya pada saat harga minyak jatuh."
Kemudian bapak Rhenald Kasali selaku Guru Besar UI dan Founder Rumah Perubahan juga menjelaskan bahwa, "Posisi hutang Indonesia ada diangka 29% dari GDP, itu berarti kondisinya masih sangat aman. Karena Indonesia adalah negara yang sedang tumbuh, maka wajar jika dalam membangun kesejahteraan untuk masyarakatnya, membutuhkan modal pinjaman.
Negara maju seperti Arab Saudi saja, hutangnya bisa melebihi dari Indonesia. Bahkan Perbandingan hutang antara Indonesia dengan negara asia lainnya seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Jepang, masih jauh lebih rendah," Ujar Rhenald Kasali.
Dan pendapat lainnya adalah dari bapak Askolani selaku Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI mengatakan, bahwa "Kita tidak dapat maju dan berkembang jika GAP tidak kita isi, karena manfaat pembangunan jangka pendek ini bukan hanya untuk jangka pendek saja" dan Askoli juga menambahkan "APBN kita mengalami defisit di tahun 2018, angkanya bisa mencapai 2%, sehingga Indonesia dapat membayar hutang-hutangnya"
Kemudian bapak Berly Martawardaya selaku Direktur Program Independent Economic (INDEF) menjelaskan, "Sebagian pembangunan jalan Tol tidak menggunakan APBN loh, tapi adanya kerjasama pemerintah dengan perusahaan swasta. Sedangkan penggunaan modal pinjaman adalah untuk infrastruktur dasarnya, seperti misalnya mulai masuknya listrik ke daerah, serta irigrasi untuk pertanian dan bendungan." Jadi dapat kita lihat kan pembangunan infrastruktur itu bukan hanya membangun jalan Tol saja, tapi juga bisa untuk pembangunan fasilitas yang lainnya, yang berguna untuk kepentingan masyarakat.
Saat ini memang banyak proyek pembangunan yang sedang dijalankan pemerintah seperti : Proyek Trans Papua, Tol Trans Sumatra, Tor Trans Jawa serta proyek Pelabuhan dan Bandara. Namun disamping itu, pemerintah juga tetap memperhatikan kesejahteraan negara, contohnya seperti : pemberian dana kepada pemerinta desa untuk membangun sarana dan prasarana perbaikan jalan di desa, fasilitas MCK, Irigasi dan Bendungan tadi.
Dengan adanya pembangunan infrastruktur dipedesaan tersebut, maka secara langsung akan berdampak pada pengentasan kemiskinan di Indonesia. Dan tentunya hal tersebut akan mengarah pada kebutuhan Sumber Daya Manusia, dengan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak. Bahkan dengan adanya fasilitas yang diberikan, maka masyarakat dipedasaan pun akan mempunyai kesempatan untuk membangun usaha.
Sedangkan bagi perusahaan swasta, hanya akan membangun jalan Tol, Pelabuhan, Bandara, yang nantinya akan membangun sarana dan prasarana air bersih. Dan sebagai pembuktiannya bahwa saat ini, pemerintah sudah meresmikan proyek Bandara di APT Pranoto dan di Maratua Kalimantan serta Tol Trans Jawa. Otomatis dengan rampungnya kedua Bandara dan Tol tersebut, maka akan menambah daftar proyek infrastruktur yang sudah berhasil diselesaikan pemerintah.