Pada kamis, 25 April 2024 masyarakat indonesia dihebohkan dengan sebuah berita dari media sosial yaitu Tiktok mengenai anak-anak umur yang melakukan hubungan layaknya suami istri di area perkuburan, Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Kota Makkasar yang dilakukan pada pukul 11.00 Wita.
Tentunya atas kasus yang telah terjadi tersebut, anak-anak yang bersangkutan segera ditangani oleh pemerintah dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) untuk diberi pembinaan kepada anak-anak yang bersangkutan.
Aksi perbuatan tidak senonoh yang dilakukan anak-anak di bawah umur tersebut terjadi di area perkuburan, Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Makkasar pada Kamis (25/04) sekitas pukul 11.00 Wita.
Banyak yang menjadi kemungkinan penyebab terjadinya kejadian tersebut, seperti pengaruh lingkungan yang kurang baik, kurang perhatian dari orang tua, tontonan anak yang tidak diawasi, dan kurangnya edukasi seks sejak dini.
Perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak dibawah umur, justru telah dilakukan oleh anak-anak dari Kota Makkasar tersebut. Orang tua sangat berperan penting atas perilaku apa saja yang telah dilakukan anak, seperti yang terjadi pada kasus ini, pasti ada yang salah dengan pendidikan yang diberikan orang tua atau justru orang tua belum memberikan edukasi seks kepada anak dan kurang memberikan perhatian lebih kepada anak.
Edukasi seks sejak dini sangat penting untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan pada anak. Edukasi seks harus diajarkan kepada anak sedini mungkin mengenai perilaku seksual sehingga ketika mereka tumbuh dewasa, mereka dapat membentuk kepribadian dan pola perilakunya sendiri untuk menghadapi kejadian di masa depan dan menghindari perilaku tersebut.
Mengingat zaman terus berkembang di era digital saat ini, edukaksi seks untuk anak sangat penting bagi seluruh orang tua. Ini juga membantu mempersiapkan anak dalam memasuki masa remaja.
Orang tua sangat berperan penting atas perilaku apa saja yang dilakukan oleh anak. Anak-anak di bawah umur yang bersangkutan pada kasus ini telah mendapatkan penanganan dari pemerintah dan Dinas Pemberdayaaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) untuk diberi pembinaan terkait perbuatan yang telah dilakukan dan membantu anak-anak tersebut untuk mendapatkan pemulihan karena itu bukan tanggung jawab individu anak-anak tersebut dan mereka masih belum paham tentang apa yang telah mereka lakukan.