Lihat ke Halaman Asli

Mely Ferawati

Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Pembentukan ACPHEED sebagai Langkah Strategis ASEAN dalam Menghadapi Ancaman Kesehatan Pascapandemi COVID-19

Diperbarui: 4 Desember 2024   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: asean.org

Pandemi COVID-19 menjadi momentum penting bagi ASEAN untuk memperkuat sistem kesehatan regional. Dampak pandemi menunjukkan bahwa kawasan ini memerlukan kerja sama yang lebih terkoordinasi dan efektif untuk menghadapi krisis kesehatan masyarakat. 

Dalam situasi pandemi, negara-negara ASEAN menghadapi tantangan seperti kurangnya data epidemiologi yang akurat, keterbatasan sumber daya kesehatan, dan koordinasi yang belum optimal. Krisis ini juga mengungkap kerentanan kawasan terhadap ancaman penyakit menular baru, terutama karena tingginya mobilitas penduduk dan interaksi lintas negara. 

Muncul kebutuhan mendesak untuk membangun kapasitas regional yang lebih tangguh dan responsif terhadap ancaman kesehatan. Sebagai upaya menjawab tantangan ini, ASEAN membentuk ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED).

Inisiatif ini tidak hanya menjadi respons terhadap dampak pandemi, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mencegah dan mengelola ancaman serupa di masa depan.  ACPHEED dirancang untuk memperkuat kesiapsiagaan kawasan melalui surveilans penyakit, investigasi wabah, penilaian risiko, serta manajemen darurat kesehatan masyarakat.

Mendukung kerja sama yang terstruktur, ACPHEED bertujuan untuk memastikan deteksi dini, pencegahan, dan respons cepat terhadap krisis kesehatan. ACPHEED memiliki beberapa tujuan utama yang menjadikannya pilar ketahanan kesehatan ASEAN. Pertama, pusat ini bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi secara real-time di antara negara-negara anggota, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang berbasis data.

ACPHEED berfungsi sebagai wadah berbagi sumber daya, termasuk peralatan medis dan tenaga kesehatan, untuk membantu negara-negara yang membutuhkan selama krisis. Pusat ini mengembangkan protokol dan standar operasional bersama guna meningkatkan koordinasi regional dalam menghadapi situasi darurat kesehatan. ACPHEED memperkuat mekanisme respons kolektif ASEAN untuk menghadapi wabah penyakit dan emergensi kesehatan lainnya.

Pembentukan ACPHEED tidak hanya menjadi respons terhadap kebutuhan kawasan dalam menghadapi ancaman kesehatan masyarakat tetapi juga menjadi langkah strategis ASEAN untuk mengimplementasikan visi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). AOIP menekankan pentingnya kerja sama yang inklusif, berbasis prinsip, dan saling menghormati antarnegara di kawasan Indo-Pasifik. 

Memprioritaskan empat bidang kerja sama utama, yaitu keamanan maritim, konektivitas, pembangunan berkelanjutan, dan kerja sama ekonomi, AOIP juga memasukkan kesehatan masyarakat sebagai bagian integral dari pembangunan kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.

ACPHEED menjadi salah satu perwujudan nyata dari upaya ASEAN untuk memperkuat kolaborasi lintas kawasan. Pelaksanaannya, pusat ini melibatkan mitra eksternal strategis, seperti Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, Australia, dan organisasi internasional, termasuk WHO.

Mitra-mitra ini berperan penting dalam menyediakan dukungan teknis, sumber daya finansial, serta pengembangan kapasitas yang diperlukan untuk memastikan ACPHEED berfungsi secara optimal. Jepang telah memberikan kontribusi besar dalam pendanaan dan pengembangan fasilitas ACPHEED, sementara WHO memberikan panduan teknis untuk surveilans penyakit dan manajemen darurat kesehatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline