Lihat ke Halaman Asli

Melvi Rosalina

Melvi Rosalina Siagian

Menumbuhkan Rasa Syukur di Masa Sukar

Diperbarui: 29 Desember 2021   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Melvi Rosalina Siagian

NIM : 152021017

Prodi : Keperawatan

Mata Kuliah : Agama

Menumbuhkan Rasa Syukur Di Masa Sukar

Bicara mengenai rasa syukur, yang pertama kita harus mengerti apa itu rasa syukur. Rasa syukur adalah perasaan hormat kepada Allah dan perasaan cukup. Cukup artinya kita menerima keadaan atau kondisi kita. Ketika kita bersyukur secara langsung kita menyatakan rasa hormat kepada si pemberi, rasa syukur perlu untuk mengapresiasi yang kita terima dan yang kita miliki. Contoh rasa syukur, misalnya kita diberi sebuah sepeda oleh orang tua kita pada hari ulang tahun, ketika kita menerima sepeda tersebut, apa respon kita ? Tentunya jika benar kita merasa bersyukur, itu akan tergambar lewat respon kita. Kita akan pertama-tama sekali mengucapkan terima kasih, lalu memakai sepeda tersebut dan menjaganya.

Lalu bagaimana kalau kita berada dalam masa sukar, bisakah kita bersyukur ? Sukar artinya jauh dari rasa aman, mungkin sedang kesulitan secara finansial, sedang berjuang melawan penyakit, sedang berduka, atau sedang bergumul dengan masa depan. Apapun bentuknya, masa sukar sering kali membuat kita gagal fokus. Kita tidak bisa melihat hal-hal baik ketika sedang dalam masa sukar. Misalnya, seperti sebuah kertas putih yang ditengahnya ada setitik tinta, kalau kita tanya orang-orang tentang apa yang mereka lihat, kebanyakan akan menjawab titik hitam. Padahal ada lembaran putih kertas yang begitu luas. Masa sukar membuat kita lupa apa yang kita miliki.

Menumbuhkan rasa syukur ? Menumbuhkan adalah sebuah kata kerja, yang artinya sesuatu yang bisa kita usahakan. Ternyata, rasa syukur itu sesuatu yang kita kerjakan. Bagaimana cara mengerjakannya ?

Yang pertama, kita harus sadar siapa diri kita seutuhnya. Kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, memiliki anugerah yang tidak dimiliki oleh ciptaan lainnya. Kita memiliki bakat dan talenta. Yang kedua, kita harus mengerti  tujuan kita dicipta. Apa tujuan kita dicipta ? Mungkin akan ada banyak versi jawaban yang muncul. Namun, jika diteliti lebih dalam, sejatinya kita dicipta untuk memuliakan pencipta kita. Bagaimana cara memuliakan-Nya ? Dengan melakukan hal-hal yang baik dan benar, serta memaksimalkan bakat dan talenta yang kita punya untuk kebaikan sekitar kita. Yang ketiga, menyadari bahwa kita adalah makhluk social. Artinya, kita saling membutuhkan satu sama lain dengan manusia lainnya.

Ketika kita memahami ketiga hal tersebut, ketika ada masa sukar datang, kita cukup mengingat ketiga hal tersebut. Contoh masa sukar, yaitu saat kita mengalami bencana alam. Mungkin dalam kejadian bencana alam, kita kehilangan rumah dan orang-orang yang kita sayangi. Bagaimana mungkin bisa bersyukur dalam masa sukar itu ? Mungkin, masa sukar memang tidak dapat dihindari namun dapat kita hadapi secara berbeda. Kita bisa mulai dengan melihat hal baik ditengah bencana. Apa itu ? Kita hidup ketika kita sadar siapa diri kita, kita akan mulai melihat situasi dengan sudut pandang baru.

Bagaimana menunjukkan rasa syukur disaat terjadi bencana alam seperti ini ? Pertama, berterima kasih kepada Allah karena kita hidup dan yang kedua, lihat sekeliling dan bantulah orang lain semaksimal mungkin dengan apa yang kita punya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline