Suatu ketika rasionalitas menjadi hampa dan tak bertuan
Yang tersisa hanyalah asa yang tertahan
Wahai Tuan yangyang terlanjur di dewakan
Kami menunggu realisasi janjimu Tuan.
**
Menunggu, menunggu dan menunggu bukan itu yang kami mau
Tetapi Kerja, kerja, kerja yang kami rindu
Rinduku akan janjimu seperti terbelengu
Menggerus otak, mengguncang qalbu sepeti gadis yang tertipu
**
Sadarkah bahwa kau sudah di nobatkan menjadi raja
Raja bagi bumi nusantara tercinta
Seluruh Asa, kami tancapkan pada mahkota dan tahta
Namun jangan sampai kau buat kami merana
**
Duhai Raja!, Cobalah tatap cermin di hadapanmu walau sesaat
Dapatkan kah engkau melihat mukamu yang pucat
Pucat karena takut di bayangi Ibu setan yang di laknat
Atau malu akan terkuak semua wujudmu yang cacat
**
Pesta dan euphoria sudah usai di telan waktu
Kini saatnya bekerja dan membuka harapan baru
Kami Bukan memilih Raja Boneka apalagi Raja Babu
Karena kami bukanlah para babu yang bisa kau tipu
**
Orang bijak menilai kata bagaikan doa
Yang turun dari langit swarga loka
Setiap kata yang meluncur dari mulutmu yang menganga
Jangan sampai menjadi jilatan api yang membara
**
Ingatlah Duhai Raja !
Ketika akal dan kesabaran telah sirna di bakar tipu daya
Jangan salahkan kami yang sudah bosan menunggu nyaris tak berdaya
Karena kami pasti akan bergerak bersama angkara murka
Menuntut janji yang terucap dari mulutmu yang berbusa
# Selamat Bekerja Jokowi-JK . Lebih Cepat Lebih Baik #
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H