[caption id="attachment_157283" align="aligncenter" width="310" caption="Aditya, foto : http://gerbangnews.com"][/caption] [caption id="attachment_157284" align="alignright" width="285" caption="Adit menatap jenazah Ibunya, foto : Hartono, http://surabaya.detik.com"]
[/caption] Berakhir sudah perjuangan Muhammad Aditya alias Adit (6), bocah asal Nganjuk merawat Sunarti, ibu kandungnya yang lumpuh. Sunarti meninggal dunia pukul 10.20 WIB, Selasa pagi di RSUD Nganjuk. Kini nasib sedih dan memprihatinkan kembali harus di alami Aditya. Bocah yang dulu masih berusia 5 tahun dan harus mengurus ibunya yang lumpuh di rumah kontrakan mereka di Kelurahan Kramat Kecamatan Kota Nganjuk. Aditya begitu menginspirasi kita semua, bocah itu harus berjuang sendiri merawat ibunya yang lumpuh. Mulai cuci baju hingga meladeni makan ibunya yang hanya bisa berbaring di atas kasur. Begitu menggugah hati apa yang dilakukan Adit, walau akhirnya dia tetap kehilangan ibunya. Sunarti ibu Aditya yang mengalami lumpuh yang dideritanya semakin parah dan terserang decobitus atau bed sores merupakan borok terbuka di pinggang ibu hingga membusuk, sejak 13 Desember 2011 lalu kembali menjalani perawatan di rumah sakit sampai akhirnya meninggal dunia 24 Januari 2012. Proses perawatan dan penyembuhan menjadi sulit dilakukan karena Sunarti terlalu lama terbaring di tempat tidur tanpa bisa berganti posisi dan tidak ada yang membantu mengganti posisinya. Namun tentu sang Ibu bangga memiliki anak seperti Adit yang tak pernah membiarkannya begitu saja, tetap menyayangi Ibunya walaupun sang Ibu dalam kondisi sakit dan harus dirawat. Bukan perawatan yang Adit dapatkan layaknya seorang bocah seusianya. Tapi Adit tak pernah mengeluh, apalagi sampai terlintas mengirim Ibunya ke Panti Jompo tentu tak akan terjadi pada Sunarti, Ibunda Adit. Karena anaknya adalah Aditya, bocah penuh inspirasi dari Ujung pulau Jawa. Yang dengan tangan mungilnya dia pernah merawatdan mengasuh ibunya yang sedang sakit, dia benar-benar jadi berkah bagi sang ibu. Sungguh berbading terbalik jika kita lihat apa yang dilakukan Afriani 19 tahun, yang karena dirinya 9 orang harus meregang nyawa sia-sia. Note : - Turut Berduka cita untuk Ibunda Aditya dan 9 Korban dari Afriani
Salam Hangat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H