Lihat ke Halaman Asli

Kesimpulan dan Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman Baru dari Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Diperbarui: 1 September 2023   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  • Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

Sebelum mempelajari modul 1.1 saya menganggap bahwa peserta didik di kelas saya adalah objek dimana seorang peserta didik harus mengikuti aturan yang diberikan oleh  saya sebagai guru dan  tanpa saya sadari telah menerapkan "Teacher Center" karena menurut saya  bahwa pembelajaran harus berpusat pada guru selama proses pembelajaran di dalam kelas.

Peserta didik dituntut untuk memahami semua materi pelajaran agar saat kegiatan asessmen peserta didik mendapat nilai yang tinggi sehingga semua pelajaran tuntas sesuai capaian kurikulum.

Terkadang saya kurang memperhatikan potensi, bakat, minat  dan cara belajar yang menyenangkan peserta didik di kelas. Saya terlalu semangat untuk menyampaikan materi dengan harapan agar peserta didik mampu memahami materi yang disampaikan dan tugas yang dikerjakan selesai tepat waktu.

Dalam proses kegiatan pembelajaran berlangsung saya selalu berusaha memberikan contoh perilaku yang baik tentang sikap di kelas saat guru sedang menerangkan kepada siswa, namun terkadang kondisi kelas menjadikan peserta didik menjadi terpaksa untuk mengikuti pembelajaran di kelas. Tanpa saya sadari saat mengajar masih sering menggunakan metode ceramah (kurang diskusi) sehingga ruang kolaborasi peserta didik menjadi sedikit dan saya menjadi capek sendiri.

  • Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 

Setelah saya mempelajari modul ini banyak hal baru yang saya membuat saya paham, diantaranya yaitu saya menjadi lebih mengenal dan memahami dasar filosofis pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa "Pendidikan harus Berpusat atau Berpihak pada Anak". Ki Hadjar Dewantara mengingatkan Pamong bahwa pendidikan anak sejatinya menuntun anak mencapai kekuatan kodrat anak yakni  sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Saya juga semakin memahami makna dari Trilogi Pendidikan  dari seorang KHD yang berbunyi:

Ing Ngarso Sung Tulodo (seorang pendidik di depan dapat mampu  memberi teladan).  Artinya bagaimana  seorang pendidik (Pamong) harus mampu  membimbing dan mengarahkan agar tujuan pembelajaran yang dipelajari siswa benar dan tepat dan siswa tidak kehilangan arah dalam pembelajaran.

Ing Madyo Mangun Karso (seorang pendidik di tengah  harus mampu membangun kekuatan dan terus berkarya). Maksudnya bagaimana kehadiran pendidik yang dapat memfasilitasi dengan beragam metode pembelajran  dan strategi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, potensi yang anak miliki dapat berkembang dengan baik atau meningkat.

Tut Wuri Handayani (seorang pamong di belakang  mampu memberi dorongan)

Seorang pendidik harus mampu memberikan dorongan, arahan, petunjuk, pedoman dalam menuntun peserta didik agar selalu belajar dengan tuntas dan meningkat secara terus menerus  berkelanjutan yang memiliki makna pada kehidupan sehingga mencapai kebahagiaan dan kes'lamatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline