Pernahkah berfikir bahwa ternyata ada paus yang menghuni habitat dingin di Arktik Kutub Utara?. Ya, ditemukan paus yang telah beradaptasi untuk menghadapi lingkungan ekstrim seperti pada Arktik daerah Kutub Utara. Perairan di daerah Arktik dikelilingi oleh gunung-gunung es dan suhu perairan sangat rendah. Namun demikian, ditemukan spesies paus yang tinggal di wilayah tersebut. Paus tersebut dikenal dengan nama latin Balaena mysticeus. Sayang seribu sayang, IUCN (International Union for Conservation of Nature) mengkategorikan paus Balaena mysticeus sebagai endagered atau hampir punah. Hal ini tidak terlepas dari adanya perburuan paus tersebut untuk tujuan komersil.
Paus Balaena mysticeus memiliki kulit yang unik. Peneliti menggunakan kulit paus tersebut sebagai salah satu parameer untuk mnentukan kesehatan populasi secara umum serta pengaruh berbagai faktor lingkungan terhadap kesehatan hewan. Penelitian dilakukan secara jarak jauh sehingga tidak mengganggu paus-paus tersebut.
Kulit paus tersebut memiliki epidermis yang tebal. Epidermis paus tersebut dicirikan dengan keratinisasi yang tidak sempurna. Namun demikian, kondisi keratinisasi yang tidak sempurna ini ternyata bukanlah sebuah kelainan bagi paus tersebut. Kondisi keratinisasi yang tidak sempurna ini diistilahkan sebagai parakeratosis. Kondisi parakeratosis menyebabkan paus Balaena mysticeus memiliki fosfolipid (kelompok lipid/lemak) pada kulitnya. Fosfolipid memberikan waterproof quality atau tahan air pada daerah kulit paus. Selain itu, kondisi parakeratosis juga memberikan insulasi panas bagi tubuh paus sehingga paus dapat hidup di dinginnya wilayah Arktik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chernova dkk. (2017), Paus Balaena mysticeus yang berasal dari Laut Okhotsk mengalami pergantian kulit dengan tebal ketika musim panas, sejalan dengan pngelupasan kulit yang intensif ketika musim tersebut. Proses pengelupasan kulit tersebut merupakan hal yang normal bagi paus tersebut dan kemungkinan terjadi secara musiman. Pengelupasan kulit di musim panas kemungkinan disebabkan oleh migrasi yang dilakukan paus tersebut ke perairan yang lebih hangat.
Sejatinya, proses pengelupasan kulit pada paus Balaena mysticeus dapat diartikan sebagai proses adaptif yang menggambarkan plastisitas dari jaringan epidermis dan potensi jaringan tersebut untuk memelihara keseimbangan proses-proses di dalam tubuh paus ditengah kondisi habitat yang ekstrim.
REFERENSI
Chernova, O. F., O. V. Shpak, A. B. Kiladze, V. Rozhnov. 2017. Epidermal molting in the bowhead whale Balaena mysticeus. Biology Bulletin. Vol 44 (6):591-602.