Lihat ke Halaman Asli

Semalaman di Pulau Hobong (Belajar dari Masyarakat)

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1430715896195920383

Sebulan penuh di tempat ini membuatku untuk berkelana dan sudah mulai merasa ada titik jenuh dan kebosanan sudah mulai menghantuiku. Dan akhirnya aku putuskan untuk meninggalkan tempat ini sejenak dengan tujuan bukan hanya utk jauh dari kepenatan namun untuk "Moment in Silence" akibat kematian sang rektor yang secara tiba- tiba. Bagaimana tidak begitu shock, sebab tiga hari sebelumnya masih teringat jelas akan peristiwa itu, secara spontan masih membahas terkait kepribadian dan eksistensi beliau di kampus meski aku pun tidak begitu mengenal sosok beliau.

Pulau Hobong pun menjadi destinasi a untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang lokasi danau Sentani  dan menikmati alam dan masyarakatnya dengan menggunakan Johnson (speedboat) menuju pulau. Hanya kurang lebih dijjemput oleh Bapak Syors Sokoy dari darat, akhirnya kami tiba di rumahnya dengan selamat. Konon bapak Sokoy (kepala kampong), menurut cerita beliau merupakan alumni dari universitas yang mau melanjut studi ilmu pemerintahan di usia yang sudah tidak muda lagi dan pergi ke kampus tiap harinya dengan menggunakan sampan demi untuk belajar pada masa itu dan pergi ke kampus dengan menggunakan taxi (angkutan) dan ojek dan semuanya kurang lebih memakan waktu satu jam dan biaya yang mahal juga untuk transportasi. Akan tetapi semangat beliau dan kemauan untuk melanjut studi di perguruan tinggi tidak menghalau beliau untuk berhenti  meraih ilmu.

Sesampai disana, berkeliling menikmati desa menjadi kenikmatan tersendiri dengan melihat rumah yang dibawahnya dibangun dengan dasar papan dan dibawahnya adalah danau…dan yang paling mengurangi kenikmatan perjalanan itu adalah, berkeliarnya babi yang hampir sama dengan ayam. Bagaimana mungkin ini bisa menjadi seperti hal yang lumrah dan biasa, karena menurut beliau, babi memiliki peranan penting untuk dijadikan sebagai mas kawin untuk perempuan. Dan yang paling kurang sedap itu, bagaimana babi juga terkadang berkeliaran di danau dan anak-anak danau terkadang berenang di danau juga….

14307177281915774017

Yeah, mungkin ini menjadi suatu hal yang biasa terjadi di tempat ini, dan tak kalah yang menjadi pertanyaan, mengapa tidak di dikandangkan saja atau dijadikan ternak? Sempat menjadi pertanyaan kepada beliau, tapi beliau hanya senyum-senyum saja…

Akhirnya,pandanganku dialihkan ke patung dan seraya menanyakan bahaimana bisa di tengah danau ada patung dibangun di danau. Beliau hanya bercerita itu lambang, bagaimana dahulu misionaris datang ke tempat ini melalui pantai, kami tidak bisa membayangkan seandainya misionaris (Jerman) tidak ke tempat ini, kami akan hidup dalam kegelapan. Bagaimana tidak mungkin, mereka sangat menghargai kehadiran misionaris dengan membangun patung sebagai tanda jasa (pengorbanan) misionaris tersebut.

1430717931166036281

Waktu berjalan begitu cepat, dan jam siang sudah menuju waktunya makan. Dan kehangatan keluarga begitu terjadi ketika mama (istri belliau) menyajikan papeda (makanan khas Papua) membuatku semakin, wahh….sungguh sangat rendah hati dan ramah, dan memanggil ku dengan sebutan kaka… Relasi atau hubungan itu membuatku selayaknya di rumah seperti sudah keluarga dekat, aku memanggil mama dan mama memangilku kaka…Oh my God…aku menemukan kedekatan yang sangat luar biasa.

Usut punya usut, ternyatadi kampung lainnya berdekatan dengan kampung Hobong, ternyata ada yang meninggal dan beliau mengundang untuk melayat.

Yah, mau tidak mau, suka tidak suka,ternyata juga harus melayat dan kami pun menikmati perjalanan dengan menggunakan Johnson dan hanya menghabiskan waktu kurang lebih 15 menit sampai di tujuan.

Betapa tidak tertegunnya aku, bagaimana tidak kami disamput hanya dengan menggunakan melodi melalui music seruling dan gendang dan keluarga yang ditinggal hanya menggunakan pakaian biasa. Aku tidak bisa membayangkan apalagi kehidupan di tempatku yang konon kematian (usia tua) tatkala diperlengkapi dengan semerbak kebaya hitam dan alunan perak-pernik lainnya. Akan tetapi di tempat ini juga hanya ala kadarnya dan selepas dikebumikan hanya ada makanan pokok (papeda, ubi).

Sembari makan, percakapan terjadi dengan mama (aktif dalam pelayanan gereja), dia hanya berkata " kami disini semuanya sangat bersyukur dan serba cukup", tidak lebih dan tidak kurang. Semuanya cukup, alam yang ada, jikalau kami butuh sayuran dan kebutuhan dapur, alam menjadi tempat kami mencari dan berbagi dan gotong royong menjaddi prinsip untuk membangun kekeluargaan di tempat ini.

Wow amazing…..sungguh sangat menyentuh dan menyentuh…

Akhirnya hari semakin larut malam, kami pun bergegas pulang ke rumah beliau untuk beristirahat. Sesampainya di rumah aku shock, ternyata ibadah keluarga pun dilaksanakan, sebenarnya mata sudah mulai mengantuk, akan tetapi sebagai tamu sudah selayaknya berperan serta. Di tengah permintaan doa, beliau mengutarakan. Mohon didoakan agar kaka yanti bisa membangun Papua.

What????...aku semakin ga percaya, hah, bagaimana mungkin beliau berkata demikian, dan komunikasi sebelumnya tidak pernah menyinggung hal tersebut dan mengapa tidak ditanyakan kepada aku saja.

Dan aku sama sekali tidak terbesit akan hal tersebut dan seakan-akan dunia runtuh dan aku sungguh merinding dan menyadarkanku…

Aku ternyata sudah di Papua dan ahhh, rasanya ingin teriak kencang, aduh bapak….mengapa dan mengapa?

Memang sedikit agak simple perkataan beliau tetapi agak sedikit membuatku berpikir juga..'

Pulau Hobong menjadi tempat destinasi pengalaman yang sungguh luar biasa dan juga berinteraksi dengan masyarakat yang sungguh membuatku semakin beryukur dengan segala kondisi dan "CUKUP" serta belajar dari yang wanita tangguh tiap paginya menjala ikan di danau dengan menggunakan sampan.

14307185981526326980

1430718458817523023

1430718066884635470




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline