Lihat ke Halaman Asli

China's Rebalancing Act dan Stabilitas Nilai Rupiah

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Commodity super cycle telah berakhir !! begitu hasil riset dari Citibank dan Goldman sachs. Pemeritnah dari pernyataan menkeu Chatib Basri  juga mengakui hal tersebut. hal ini tentu saja mengancam nilai tukar rupiah. kenapa ? karena 60 persen expor kita berasal dari komoditas !!  tentunya harga komoditas yang anjlok membuat neraca perdagangan kita berdarah-darah dan akhirnya membuat nilai rupiah kita merosot. Serem bukan ?

China's rebalancing Act

Disisi lain, negara chinaakan melakukan rebalancing pertumbuhan ekonominya yaitu china  sedang melakukan transisi dari ekonomi yang berbasiskan investasi ke konsumsi, dari ekspor ke konsumsi domestik.

Tentunya dalam rebalancing ini PBOC (bank sentral china) harus melakukan perubahan dalam paradigma moneternya.

Selama ini Imposible Trinity tidak berlaku di china dimana  Teori imposible trinity (robert Mundell) menyatakan bahwa bank sentral hanya dapat memilih dua dari tiga fitur  yaitu monetary-policy independence, a fixed exchange rate, dan free cross-border capital flows.

Bagaimana china melakukannya ? Cadangan devisa china yang mencapai trilliunan dollar memberikan amunisi bagi china untuk apat melakukan sterilasasi nilai tukar secara masif. sterilisasi inilah yang menyebabkan china dapat melakukan ketiga fitur tersebut.

Akan tetapi dampak dari sterilasasi ini memiliki biaya yang sangat mahal. Steriliasi menyebabakan misalokasi sumber daya yang sangat besar-besaran bagi china. Di satu sisi steriliasasi mendorong ekspor china akan tetapi dampak negatifnya keseluruh ekonomi china. Lebih jelasnya, Likuiditas yang berasal dari sterilisasi hanya menguntungkan eksportir. akan tetapi bagi para produsen non-tradable goods, yang sebagian besar UMKM di china, mengalami kesulitan untuk mendapatkan dana.

Sperti teori thermodinamika, suatu sisi volumenya ditambah maka disisi lain volumenya akan berkurang.

dari hal diatas maka kita dapat mengetahui mengapa "shadow banking" menjamur di china. seperti kita ketahui 'shadow banking" ini merupakan "aliran darah" bagi UMKM dan produksi non-tradable goods di china.

Dan yang terpenting adalah kita dapat mengetahui bahwa stereliasilah yang menyebabkan rendahnya konsumsi domestik di china.

Oleh karena itu saat melakukan rebalancing yang berfokus pada peningkatan konsumsi domestik maka mau tak mau PBOC harus mengalah pada impsible trinity. dengan kata lain PBOC harus melepas nilai tukar mata uangnya (renmimbi) atau menyudahi era "subsidi ekspor".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline