Lihat ke Halaman Asli

Banyak Orang Mendoakan Diri “Miskin”

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dewasa ini banyak orang yang ingin hidup nyaman, mudah, dan tidak memiliki beban. Namun tak banyak yang mendapatkan itu semua dengan usaha yang maksimal. Mereka hanya ingin mendapatkan enaknya saja, sedangkan malas untuk berusaha. Contohnya dalam hal pendidikan. Banyak orang yang ingin menuntut ilmu sampai ke jenjang yang paling tinggi. Namun tak semua orang beruntung bisa merasakannya. Itu kebanyakan dari kalangan menengah ke atas. Sedangkan untuk kalangan menengah ke bawah itu merupakan mimpi besar yang sangat ingin diraih. Karena hal itu pemerintah Republik Indonesia melakukan upaya agar orang-orang dalam kondisi demikian bisa merasakan rasanya duduk di bangku sekolah dengan cara memberikan beasiswa miskin. Beasiswa miskin yang disebut dengan BIDIKMISI ini merupakan idaman setiap mahasiswa. Tak sedikit dari mereka yang berupaya untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Namun, sering sekali sebagian besar dari mereka rela berbohong demi mendapatkan hal itu.

Untuk mendapatkan BIDIKMISI banyak sekali persyaratan yang harus di lengkapi yang menjadi syarat untuk seorang mahasiswa berhak atau tidak mendapatkan beasiswa tersebut. Sehingga menuntut mereka untuk berupaya mngumpulkan data yang benar-benar mampu membuktikan bahwa mereka berhak mendapatkannya dengan cara memasukkann data yang terkadang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hal tersebut sungguh tak wajar. Karena secara tidak langsung mereka sudah mengambil hak orang-orang yang lebih membutuhkan dari mereka. Pihak kampus tidak selamanya bisa mengoreksi data dengan benar, terkadang memang semua data cukup untuk membuktikan bahwa mahasiswa tersebut berhak mendapatkan beasiswa BIDIKMISI. Namun ternayata mahasiswa yang terpilih tersebut merupakan keluarga yang mampu, bahkan sangat mampu. Terkadang memang mahasiswa tesebut memiliki rumah yang sederhana namun penghasilan orangtuanya melebihi penghasilan pegawai negeri tingkat atas. Hal ini merupakan hal yang memalukan jika seandainya semua data yang di rekomendasikan merupakan data palsu sehingga akhirnya namanya dicoret dari daftar nama penerima beasiswa BIDIKMISI. Jadi, seharusnya perlu mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan. Sungguh ironis apabila terdapat mahasiswa yang benar-benar membutuhkan beasiswa sedangkan namanya tidak terpilih karena tersingkirkan oleh nama orang-orang yang tidak sepatutnya mendapatkan beasiswa tersebut. Ia harus berusah bekerja sekeras mungkin untuk mendapatkan uang demi melanjutkan kuliah. Sedangkan yang tidak seharusnya mendapatkan beasiswa malah enak-enakan menggunakan uang yang lebih dan kebanyakan menggunakannya untuk bersenang-senang. Padahal, jika ditelaah lebih dalam lagi, tindakan yang memalukan tersebut merupakan do’a terhadap diri mereka masing-masing agar menjadi orang yang miskin. Selain itu mereka juga mendapatkan dosa karena telah berbohong dan mengambil hak orang lain yang lebih membuhkan dari mereka.

Hidup memang seperti itu, siapapun ingin hidup nyaman dengan cara apapun, contohnya seperti yang di atas. Selain itu, cara mendapatkan sesuatu dengan mudah sangat banyak. Baik mencuri, mecopet, bahkan mengemis. Padahal sekali lagi itu cara mereka mendoakan diri agar tetap miskin dan tidak berubah. Seperti pengemis, dengan mengemis memang tidak menyusahkan, namun secara tidak langsung seorang pengemis mendoakadirinya agar terus miskin dan tidak memiliki perubahan selama hidupnya. Jadi hal terbaik yang harus kita lakukan saat ini adalah terus beusaha, berikhtiar, dan berdoa agar Allah swt senantiasa melimpahkan rizki-Nya kepada kita semua. Terus memotivasi diri agar tercipta rasa ingin bekerja keras demi mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan yang haqiqi agar kita bisa tenang hidup di dunia maupun di akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline