Lihat ke Halaman Asli

Menghadapi Era Disrupsi dengan Konsep "HAVE"

Diperbarui: 13 Juli 2018   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mrclown.tv

Saat ini, Indonesia sedang menghadapi fenomena disrupsi. Era disrupsi ini merupakan fenomena dimana masyarakat mulai menggeser kegiatan yang awalnya dilakukan di dunia nyata, ke dunia maya (Muslimat, 2018). Timbulnya transportasi daring adalah salah satu contohnya yang paling populer di Indonesia.

Era disrupsi ini bisa dianggap sebagai ancaman atau sebagai peluang, tergantung bagaimana kita melihatnya. Era ini akan menuntut kita untuk segera beradaptasi serta mengenali berbagai situasi saat ini yang penuh dengan perubahan. Ketika kita dapat membaca situasi dengan baik kemudian melihat peluang yang ada maka kemungkinan besar kita dapat bertahan di era disrupsi.

Perubahan akibat teknologi ini ternyata dapat memengaruhi model kepemimpinan. Salah satunya, digital leadership yang merupakan model kepemimpinan baru yang berkembang dalam era disrupsi. Professor Michael R. Wade dalam tulisannya How Disruption is Redefining Leadership menyatakan bahwa terdapat sebuah konsep yang diperlukan seorang pemimpin agar berhasil di era disrupsi ini, yaitu konsep HAVE (humility, adaptable, vision, dan engage).

Humility

Dalam konsep ini, seorang pemimpin dituntut untuk menjalankan tugasnya dengan sikap terbuka dalam menerima masukan dari berbagai pihak. Akan sulit bagi seorang pemimpin untuk dapat menguasai sepenuhnya perubahan teknologi yang relatif cepat. Pemimpin harus dapat merangkul pengikutnya agar dapat mendorong mereka menjadi lebih inovatif dan produktif.

Adaptable

Dalam konsep ini, seorang pemimpin harus mampu segera beradaptasi terhadap lingkungan yang mengalami perubahan. Kepekaan terhadap kebutuhan dan keinginan pengikutnya juga sangat dibutuhkan. Pemimpin harus pandai menyesuaikan diri jika ingin organisasinya terus bertahan dan berkembang.

Vision

Dalam konsep ini, seorang pemimpin dituntut untuk dapat merumuskan pernyataan yang singkat namun mencakup seluruh tujuan dan cita-cita organisasi. Memiliki visi yang jelas merupakan kompetensi inti bagi seorang pemimpin. Hal ini memang bukanlah hal yang mudah karena sebagian orang mengatakan bahwa hal ini sama saja dengan menerawang sesuatu yang terkait dengan ketidakpastian.

Engage

Dalam konsep ini, seorang pemimpin harus dapat memotivasi orang lain untuk terlibat dalam proses penciptaan nilai organisasi. Pemimpin juga mendengarkan para pengikutnya agar dapat merubah pikiran mereka. Dengan memberi semangat, pemimpin dapat memberikan daya gerak pada orang lain untuk ikut terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline