Lihat ke Halaman Asli

Kenali 8 Penyebab Asam Lambung pada Bayi

Diperbarui: 1 Desember 2021   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyakit asam lambung tidak hanya satu-satunya penyakit pada orang dewasa. Asam lambung juga bisa terjadi pada bayi. Biasanya ditandai dengan bayi yang sering gumoh. Kondisi ini jarang menjadi serius dan menurun seiring bertambahnya usia bayi.

Isi lambung pada si kecil yang mengalir kembali ke kerongkongan merupakan hal umum yang terjadi pada bayi. Paling sering, ini terjadi setelah menyusui. Selama bayi Anda sehat dan tumbuh dengan baik, Anda tidak perlu khawatir tentang refluks.

Walaupun penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan refluks asam lambung pada bayi. Peningkatan asam lambung pada bayi bisa menjadi pertanda adanya masalah.

Refluks asam tidak boleh diabaikan jika bayi mengalami perubahan seperti sulit makan, muntah, tidak ada penambahan berat badan, tinja berdarah, dan tanda-tanda nyeri.

Berikut merupakan penyebab asam lambung naik pada bayi, yaitu:

1. Kerongkongan pendek dan sempit

Kondisi ini terjadi pada bayi karena kerongkongannya pendek atau sempit. Ini memperpendek jalur isi lambung ke kerongkongan. Juga, jika kerongkongan lebih sempit dari biasanya, lapisan dalamnya dapat lebih mudah teriritasi.

 

2. Sfingter esofagus bagian bawah yang belum matang

Bayi memiliki sfingter esofagus bagian bawah dan mungkin tidak berkembang sepenuhnya, terutama pada bayi yang lahir prematur. Sfingter esofagus bagian bawah adalah cincin otot di bagian bawah kerongkongan bayi yang membuka untuk memberi makan perut dan menutup untuk menahannya di perut. 

Jika sfingter esofagus bagian bawah tidak sepenuhnya berkembang, isi lambung dapat mengalir kembali ke kerongkongan, menyebabkan bayi meludah atau muntah. Kondisi ini sangat umum dan biasanya tidak menimbulkan gejala lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline