Lihat ke Halaman Asli

Mella sari Pili

Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Peran Aktif Indonesia terhadap Kementerian Luar Negeri dalam Mewujudkan Perdamaian

Diperbarui: 11 Februari 2021   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

berdasarkan upaya dalam indonesia untuk mendorong pihak yang berkonflik yang terjadi saat idulfitri itu merupakan gencatan senjata dimana dijadikan sebagai mediator perundingan, padahal diliat dari sudut penilaian ataupun kontruktivisme yanng ketika afganistan dan taliban sedang melakukan upaya damai menghakhiri konflik yang berlangsung bertahun tahun itu pula yang menjadi fasilisasi oleh negara amerika khsuusnya yang beberapa negara , Yusuf kalla disebut sebagai berpeeluang dari jadi mediator di afganista, negara islam itu menyebutkan bisa sebagai harapan yang dimana indonesia bisa dipercaya, dan indonesia juga sebgai ormas keagaaman , kepentingan disini indonesia memberikan kesempatan untuk menawarkan diri dijadikan sebagai mediator , jadi afganistan ada tiga kubu yang menjadi konflik namun indonesia di anggap netral oleh taliban yang menjadi pertemuan menteri luar negeri yang menjaga pembicaraan atau konektivitas komunikasi agar perdamaian berjalan mulus di afganistan, Namun alasan lain yang mendukung afganistan ini tak lupa menjadi menengah karena taliban memepercayainya dimana indonesia bantu mewjudkan perdamaian di afganistan.

Para pengamat teorirsme khususnya dari universitas malikulsaleh menyikapi positif yang sangat mendukung aktif  indonesia untuk membawa kearah yang terciptanya perdamaian tersebut,kepentingan nasional indonesia pun di acungi ke arah yang berhasil menjadi fasilitator sebelumnya. Alasan taliban mempercaya indonesia itu karena beberapa murid dari taliban merupakan tamatan dari indonesia yang menjadikan shekh, salah satu politikus afganiskan sekarng malah menjadi kepala biro politik taliban yang dimana meminta presiden Bill Clinton itu membahas untuk memperpanjag pengakuan yang diplomatik terhadap pemerintah afganistan dibawah pemerintahan taliban.

Namun pembahasan panjang terjadi dimana adanya negara islam irak dan suriah itu malah membangun mafganistan dimana basis-basis itu bukanlah hal ganjalan terciptanya perdamaian yang di negara asia tengah tersebut namun taliban digelar menjadi menumpas ISIS. Tak lama kemudian afganistan menjadi juru bicara soal perdamaian di afgnistan yang dimana  kunjungan tersebut  di anggap sebagai modal  besar dan luas dalam menyelesaikan kondlik internal termasuk di luar negeri, alasan lain menjadikan sebagai indonesia mampu menyelesaikan konflik konflik yang hampir berkaitan salah satunya konflik poso dan ambon yang menjadikan ikut memperdamaikan internalnya, Disini indonesia di anggap tidak memiliki kepntingan politik,dimana maksudnya jika dikaitkan dengana rusia itu pastinya ada kepentingan politik antar afganistan, jadi teori kontruktivis dini menilai adanya kepentingan poltik yang melihat sebelumnya afganistan itu berkunjung ke indonesia namun sebagai negata yang memimpin banyak pilihan aktor dapat membantu konflik tetapi di indonesia dilirik karena ke aktifan dan keahlian dalam menjaga perdamaian negara dan bisa dikatakn kurang lebih hampir sama dengan afganistan. konsep politik luar negeri juga a itu dari keprihatanan presiden afganistan terhadap intelektual atau partisipasi negaraa yang  berjiwa liberal, dan menjadikan sosok pemersatu bangsa dengan negara indonesia yang kemudian ormas islam diharapkan semakin kuat di indoensaia, dan menjadi acuan terkahir adalah kebutuhan negoisasi afganistan dan taliban terhadap ulama yang berperan di antar kedua negara dengan indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline