Kompasianer, pernahkah Anda menghadapi situasi yang sama? Merasa berat ketika memutuskan untuk menitipkan anak ke Daycare?
Apa itu Daycare?
Daycare atau Tempat Pengasuhan Anak (TPA) adalah tempat yang menawarkan jasa penitipan sekaligus pengasuhan anak. Biasanya daycare terintegrasi dengan PAUD. Lembaga Daycare/ TPA biasanya paham tahap perkembangan anak dan membangun kecerdasan anak melalui kegiatan bermain. Daycare semakin marak karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Rata-rata kaum ibu zaman sekarang lebih memilih berkarier daripada menjadi ibu rumah tangga.
Bagaimana Memilih Daycare yang Tepat untuk Anak?
Sebuah lembaga pendidikan biasanya memiliki visi dan misi. Pertama kali yang harus dilihat ketika survey TPA yang tepat untuk anak adalah visi dan misinya. Dari visi dan misi ini, akan terlihat ke mana arah dan tujuan pendidikan anak usia dini di lembaga tersebut.
Hanya dari visi dan misi saja kadang belum terlihat jelas kegiatan anak-anak di TPA. Langkah kedua setelah memahami visi dan misi adalah melihat jadwal keseharian anak. Selama orang tua bekerja, anak-anak bermain di sekolah. Apa yang dilakukan anak, bagaimana jadwal rutinitasnya, apa saja kegiatan mainnya, kapan istirahat, bagaimana metode pembelajarannya, bagaimana model pengasuhannya, cara melatih disiplinnya, dan bahkan apa menu makan siangnya di sekolah perlu dicermati orang tua. Di sekolah yang terintegrasi dengan TPA memiliki pembiasaan yang tertib dan anak tidak hanya belajar bersosialisasi. Kebutuhan fisik dan psikis anak juga harus terpenuhi.
Tenang Meninggalkan Anak di TPA
Ketika sudah cocok, satu visi misi, orang tua akan tenang meninggalkan anak bekerja. Sebuah lembaga pendidikan anak usia dini yang baik paham betul apa saja yang dibutuhkan oleh anak. Banyak yang mengeluh dan juga semakin puas setelah menitipkan anaknya di TPA. Orang tua yang merasa cocok dengan sekolah yang dipilih, merasa puas karena anak semakin tertib dan disiplin. Sedangkan orang tua yang berlebihan merasa khawatir kenapa selama sebulan anaknya masih menangis ketika di antar ke sekolah, lebih daripada itu, orang tua sangat khawatir ketika setiap hari ada goresan kuku di kulit anaknya. Sekolah pasti selalu meminimalisir terjadinya pertengkaran antar anak. Saling berebut mainan dan sibling, tidak akan bisa dihindari, di manapun akan mudah terjadi konflik antar anak. Namun, justru di situlah anak-anak belajar. Kapan harus menyayangi teman, kapan harus berbagi mainan, kapan harus bersabar menunggu giliran main, dan mana yang merupakan barang milik/ bukan miliknya.
Anak-anak ada berbagai macam tipe. Siblingnya pun bermacam-macam. Ada anak yang ketika guru memperhatikan satu anak, anak yang sibling langsung menyerang anak yang diperhatikan tadi. Ada juga anak yang biasa saja. Segala kemungkinan ada. Bentuk pertahanan anak pun macam-macam. Ada yang diam dan menangis ketika diajak kenalan. Ada juga yang balas memukul ketika digigit. Anak-anak sangat kreatif dan punya banyak cara menarik perhatian orang dewasa. Ketika mereka tidak diberi mainan dan aktivitas yang cukup, mereka juga selalu punya banyak ide untuk menggunakan berbagai macam benda yang ada di sekitarnya sebagai obyek mainan. Orang dewasa mudah saja mengatakan anak tersebut nakal. Padahal, anak-anak bukan miniature orang dewasa. Mereka belum paham dan selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru. Anak-anak butuh motivasi dan respon positif.
Anak-anak butuh dukungan positif, sehingga mengkomunikasikan segala kekhawatiran orang tua dengan guru sangat diperlukan. Menjadi orang tua tidak ada pendidikan formalnya. Skill menjadi orang tua sukses adalah gabungan dari berbagai dimensi. Bersama lembaga sekolah, semua orang bisa sukses membuat anak berhasil di masa depan. Semuanya kembali lagi di tujuan awal hanya demi anak. Jadi, keputusan di daycare, di rumah bersama nenek, asisten rumah tangga, ataupun ibu sendiri yang melepas kariernya demi anak, semoga anak tetap tidak kehilangan hak-haknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H