Lihat ke Halaman Asli

Melisa Angelina

Cubing never stops, neither does writing

Hibernasi Guru Sepanjang Pandemi, Mitos atau Fakta?

Diperbarui: 8 Januari 2022   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak belajar daring, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19. (sumber: SHUTTERSTOCK/Travelpixs via kompas.com)

Seringkali kita mendengar sindiran yang ditujukan untuk guru-guru saat pandemi, "Guru kerjanya apa sih selama pandemi? Ngajar aja nggak tuntas, tugasnya kok tak terbatas!" Mayoritas orang tua di Indonesia mengeluhkan tentang tugas daring yang diberikan oleh sekolah. 

Salah satu penyebab munculnya sindirian terhadap guru ini berkaitan dengan tingkat kerepotan orang tua, saudara, atau keluarga serumah yang ikut menjadi repot akibat tugas anak atau saudara mereka. 

Tipe tugas yang diberikan rata-rata mengarah pada pembuatan video rekaman aktivitas di rumah dan membuat proyek kecil di rumah yang berujung harus membeli bahan-bahannya sendiri. 

Bagi sebagian orang perkotaan, mungkin membeli 'perintilan-perintilan' tersebut tidak ada artinya, tinggal suruh sopir, barangnya datang. 

Atau, pembuatan video rekaman, tinggal rekam, unggah, selesai. Pernahkah guru-guru ini bersimpati kepada keluarga anak yang bisa dikategorikan pas-pasan bahkan kurang?

Merujuk dari salah satu artikel dari CNBC Indonesia berjudul "Saat 'Emak-emak' pada Protes Belajar Online Ribet!", beberapa orang tua bahkan memaksa pemerintah untuk membuka sekolah tatap muka secepatnya. 

Pusat perbelanjaan dan hiburan sudah lama dibuka, tetapi sekolah masih di rumah saja. Mengherankan memang, ditambah fakta bahwa sebagian masyarakat Indonesia masih menghadapi minimnya fasilitas belajar daring menambah kemarahan 'emak-emak' tersebut. 

Kontroversi sekolah daring diperkuat dengan artikel berjudul "Survei Kemdikbud: Siswa Sulit Pahami Pelajaran saat Belajar Jarak Jauh" yang dimuat di laman news.detik.com. 

Dalam artikel disebutkan bahwa hasil survei Kemdikbud salah satunya sebanyak 40% guru hanya memberikan tugas kemudian dikumpulkan. 

Jelas saja angka yang hampir separuh populasi guru ini memancing kemarahan orang tua, menggeneralisir bahwa semua guru tidak ada kerjaannya alias hibernasi sepanjang pandemi. Apakah benar demikian?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline