Lihat ke Halaman Asli

Melisa putri

Mahasiswa UINSI Samarinda

Habsy Sebagai Jembatan Antara Seni dan Spritualitas dalam Tradisi Islam

Diperbarui: 6 November 2024   01:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Melisa Putri

Nim :2141913005

E-mail : melisasr54@gmail.com

Judul : Habsy sebagai jembatan antara seni dan spritualitas dalam tradisi islam

Habsy memiliki keterkaitan dengan sejarah penyebaran agama islam oleh sunan kali jaga di jawa. Salah satu sosok yang terkenal dalam habsy adalah habib Ali bin Muhammad bin husain al-habsy yang merupakan pengarang maulid simtudduror. Habib Ali lahir pada 24 syawal 1259 H (17 November 1843 M) di kota Qasam,sebuah kota di negri hadramaut,yaman.

Habsy adalah salah satu bentuk kesenian islami yang kaya akan nilai-nilai keagamaan dan budaya dalam tradisi islam. Kesenian ini biasanya berupa lantunan sholawat,pujian,atau syair keagamaan yang disertai dengan rebana dan alat musik lainnya. Di indonesia,khususnya seperti jawa,sumatera,dan kalimantan, Habsy kerap menjadi bagian dari acara-acara keagamaan seperti perayaaan maulid Nabi Muhammad SAW, acara pernikahan, atau acara-acara besar lainnya. Dengan lantunan shalawat dan irama yang merdu, Habsy tidak hanya menjadi hiburan,tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mempertkuat rasa kecintaan kepada Rasullah.

Melalui habsy, syair-syair keagamaan yang mengandung nilai-nilai moral dan ajaran agama dapat di sampaikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah diterima oleh berbagai kalangan. Dalam konteks ini, habsy berfungsi sebagai jembatan antara seni dan spiritualitas.

Namun disisi lain,dalam perkembangan zaman,habsy menghadapi berberapa tantangan. Salah satunya adalah modernisasi dan globalisasi. Hal ini meningkatkan minat generasi muda terhadap bentuk hiburan modern yang lebih mendunia dibanding seni tradisional. Jika tidak ada upaya pelestarian, Habsy bisa terancam ditinggalkan oleh generasi muda. Oleh karena itu,penting untuk berinovasi tanpa menghilangkan esensi seni ini agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda.

Pelestarian habsy juga harus melibatkan pendidikan agar nilai-nilai estetika dan spiritual yang terkandung dalam seni ini menular di sekolah, pesantren dan masyarakat. Selain itu harus mempromosikan seni ini lebih luas,dengan cara mengadakan lomba/festival .

Melalui semua usaha ini Habsy dapat tetap berkembang dan relevan dalam konteks masyarakat modern. Dengan memperkokoh fondasi spritual dan kultural yang dimilikinya, Habsy tidak hanya akan menjadi sekedar hiburan akan tetapi juga media dakwah yang efektif. Seni yang menyentuh jiwa ini bisa menjadi sarana untuk mengajak masyarakat kembali kepada nilai-nilai islam yang luhur.

Secara keseluruhan, Habsy merupakan bagian penting dari kekayaan budaya islam di indonesia.Upaya melestarikan dan mengembangkan kesenian ini harus terus didukung baik oleh pemerintah,masyarakat,maupun individu agar tidak hilang seiring berjalannya waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline