Lihat ke Halaman Asli

melisa emeraldina

TERVERIFIKASI

Menulis untuk Berbagi Pengalaman

Sudahkah Kita Menghargai Setiap Rezeki Kita?

Diperbarui: 21 Desember 2021   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Rasa Syukur (freepik: cookie_studio)

Beberapa tahun terakhir ini saya belajar untuk mengadopsi gaya hidup minimalis dalam kehidupan sehari-hari. Hidup yang lebih simpel, berbelanja sesuai kebutuhan, tidak menumpuk barang yang tidak perlu, melihat kualitas barang secara jangka panjang, memberikan barang yang berlebih kepada orang yang lebih membutuhkan, berusaha merelakan barang yang sudah tidak digunakan dan menggunakan barang-barang multifungsi untuk semakin menyederhanakan hidup.

Menjalani proses ini saya banyak belajar tentang menghargai setiap barang yang saya miliki. Lebih dari itu, saya juga belajar menghargai dan memaknai setiap rezeki yang saya peroleh.

Mensyukuri Rezeki Uang dengan Tanggung Jawab

Saya menyadari betapa dahulu, saya sudah meremehkan rezeki yang saya dapatkan untuk membeli barang-barang yang bahkan tidak saya pakai. Barang yang sekadar lucu, atau menarik mata saya, tapi tidak jelas manfaatnya. Pakaian yang bahkan hanya saya gunakan satu atau dua kali saja karena saya tidak mempertimbangkan kenyamanan saat membelinya. Sepatu yang terbuang sia-sia karena kualitasnya yang buruk akibat membeli saat diskonan.

Rezeki yang kita dapatkan tentu bisa lebih bermanfaat bila kita gunakan dengan penuh tanggung jawab. Bukan karena kita memiliki kelebihan rezeki, kita justru menghamburkannya sesuai keinginan hati.

Tidak Membiarkan Barang Terbengkalai

Saya sudah mulai merasa sangat berdosa ketika ada pakaian, sepatu dan tas saya yang menumpuk tak terpakai. Lalu saya melihat orang dengan rezeki sangat berlebih yang membeli barang mewah hanya untuk sekadar koleksi. Tentu itu hak mereka, tapi begitu mudahnya kita merrmehkan rezeki ketika kita diberi lebih. 

Bukan hanya barang mewah, bahkan properti yang seharusnya bisa bermanfaat hanya dianggap menjadi aset kekayaan yang dapat dijual kembali ketika membutuhkan.

Rumah-rumah dibiarkan terbengkalai tak berpenghuni, rusak dan tidak terawat.

Padahal rumah tersebut dapat menghasilkan rezeki lain bila disewakan atau dengan mengijinkan keluarga dekat yang kurang beruntung untuk tinggal sekaligus merawat rumah tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline