Media online memungkinkan semua jenis berita dapat dengan mudah masuk dan dapat dilihat secara bersamaan. Kita tidak perlu membutuhkan media yang secara fisik akan susah dibawa kemana-mana seperti televisi. Hanya dengan meng-klik salah satu situs berita online, kita dapat menonton video berita tersebut. Perkembangan ini terjadi di seluruh dunia, Indonesia pun turut mengalaminya. Kemunculan media online mampu mengalahkan media cetak, akan tetapi jika ditelaah lebih dalam sesungguhnya media cetak mampu menyajikan berita yang lebih akurat, lengkap, dan mendalam karena wartawan dan editor (redaksi) memiliki waktu lebih panjang untuk mengecek kebenaran, akurasi, dan informasi latar (background information) untuk kelengkapan berita dibandingkan dengan berita di media online. Karena melewati beberapa proses yang rumit, karya jurnalistik cetak lebih dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan dari segi kredibilitas dan akuntabilitasnya dibandingkan dengan media online.
Perkembangan teknologi inilah yang mendorong individu memerlukan sebuah informasi. Perkembangan yang terlihat begitu pesat terlihat pada media massa. Media massa digunakan oleh banyak individu sebagai salah satu cara untuk mendapatkan informasi secara aktual dan terpecaya. Media massa memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan sebuah informasi berupa berita yang menarik. Mengungkap sebuah peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat, misalnya sebuah kasus pembunuhan, tindak kekerasan, bencana alam, dan investigasi (Siregar, 1998;19).
Dari era yang konvensional dimana media cetak seperti koran masih berkembang dan menjadi satu andalan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi. Keakuratan dari media cetak seperti koran menjadi pilihan bagi masyarakat untuk tetap mencari informasi dengan membaca koran. Akan tetapi, perkembangan teknologi saat ini membawa dampak perubahan yang cukup berpengaruh besar dalam pola kehidupan masyarakat. Perkembangan media baru (new media) sesungguhnya merujuk kepada sebuah perubahan dalam proses produksi media, distribus dan penggunaan. Media baru tidak terlepas dari key term seperti digitality, interactivity, hypertextuality, dispersal dan virtuality (Lister, 2003; 13).
Media baru muncul sejalan dengan adanya perkembangan teknologi digital. New media terdiri dari dua kata yaitu new yang berarti baru dan media yang berarti perantara. Jadi, new media merupakan suatu sarana perantara baru. Istilah media baru atau lebih sering dikenal dengan sebutan new media muncul pertama kali pada tahun 1980 untuk menggambarkan tentang suatu keadaan di mana segala bentuk media baru sebagai produk teknologi informasi dan komunikasi sekarang.
Dengan maraknya bermunculan situs portal news online di Indonesia pada saat ini memunculkan semangat kebebasan pers yang sangat terasa semakin bebas di era media baru. Karena pada dasarnya masyarakat di era sekarang tidak hanya membutuhkan suatu pemberitaan yang aktual, akurat, dan menarik saja akan tetapi juga membutuhkan kecepatan pemberitaan. Media massa yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di era masa kini adalah media online, dan sekarang terbukti bahwa masyarakat kita merasa bahwa portal berita online di internet sangatlah penting. Situs portal berita online menjadi popular dikalangan masyarakat dibandingkan media mainstream dikarenakan informasinya yang benar-benar baru dan up to date.
Akan tetapi, hal tersebutlah yang menimbulkan sedikit kekhawatiran di kalangan pembaca ataupun pelaku media. Ciri khas yang dimiliki oleh media baru (portal news online) seperti selalu ter-update menjadikan keunggulan sekaligus kelemahan tersendiri bagi media tersebut. Situs portal media online contohnya, pihak-pihak di dalamnya memanfaatkan segala cara untuk mendapatkan sebuah informasi demi memenuhi ciri khas media online ter-update tersebut.
Dalam beberapa hal, media online memang memiliki keunggulan yang tak dimiliki media cetak. Dalam hal kecepatan misalnya, berita yang dimuat media online memang bisa lebih cepat tersaji ke pembaca ketimbang koran. Akan tetapi, karena terlalu terpaku pada prinsip kecepatan, seringkali para jurnalis portal media online yang bertugas di lapangan untuk mencari informasi seringkali mengabaikan prinsip akurasi dengan tidak melakukan verifikasi. Tak hanya itu saja, jurnalis terkadang juga mengabaikan kualitas berita dan kredibilitas berita, serta kurangnya tanggung jawab isi berita sebagai produk jurnalistik. Padahal, di dalam sebuah perkerjaan yang berbau dengan jurnalistik, keakuratan informasi, kualitas berita dan kredibilitas berita adalah sesuatu yang mutlaj harus terkandung. Seperti yang ditulis oleh Hargreaves (Allan, 2010;558) Journalism stands accused of sacrificing accuracy for speed, purposeful investigation for cheap intrusion and reliability for entertainment. 'Dumbed down' news media are charged with privileging sensation over significance and celebrity over achievement.
Beberapa portal media online yang sebagian besar mengutamakan kecepatan informasi dalam menyampaikan berita tak jarang justru sering melakukan berbagai kekeliruan dalam penulisan bahkan isi informasi yang disampaikan. Hal tersebut tentu saja mempengaruhi makna dan kualitas berita portal media online tersebut. Misalnya kesalahan informasi pada beberapa bulan yang lalu. Semua media online termasuk kompas.com, detik.com, dan sebagainya berlomba-lomba untuk menyampaikan berita terbaru mengenai kasus pembunuhan Wayan Mirna, seorang perempuan yang tewas ketika meminum secangkir kopi yang diduga mengandung sianida. Jessica Kumala Wongso yang saat itu berada bersama Mirna ketika peristiwa tersebut terjadi diduga menjadi tersangka dalam kasus tewasnya perempuan tersebut. Sebelum benar-benar ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Wayan Mirna, Jessica sudah beberapa kali diberitakan bahwa sudah resmi dijadikan tersangka tewasnya Wayan Mirna. Padahal, dari pihak kepolisian baru menetapkan Jessica resmi sebagai tersangka pada tanggal 30 Januari 2016 (dapat dilihat).
Wayan Mirna tewas pada tanggal 6 Januari 2016, setelah peristiwa itu terjadi media kita heboh untuk memberitakan kasus ini. Banyaknya masyarakat yang ingin segera mengetahui siapa pembunuh gadis tersebut membuat pihak media sering menyebarkan sebuah berita yang mengkait-kaitkan dengan kasus tersebut. Sebelum pihak kepolisian menetapkan secara resmi bahwa Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka tewasnya Wayan Mirna (tanggal 30 Januari 2016), portal media online sudah lebih dulu menyebarluaskan berita bahwa Jessica sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian. Sebelum tanggal 30 Januari 2016 sudah tersebar luas berita-berita tentang tersangka pembunuhan Wayan Mirna. Entah dari mana para jurnalis mendapatkan informasi tersebut. Karena terlalu terpaku pada prinsip kecepatan, mungkin inilah salah satu alasan kuat para jurnalis portal media online berani menyebarluaskan berita yang belum jelas verifikasinya.
Kesalahan yang terjadi akibat media online yang mementingkan prinsip kecepatan dibandingkan dengan ke akurasian dalam informasi yang di dapat, menjadi hal yang semakin dimaklumi namun juga disesali. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyatakan bahwa banyak laporan yang mereka terima dari seringnya media online yang tidak melakukan verifikasi atas berita yang mereka tulis. Hampir 30 kasus pertahunnya yang KPI terima dengan kasus yang sama.
Dalam dunia jurnalistik, khususnya industri portal berita online, kecepatan menjadi patokan yang paling tinggi. Setiap portal berita online berlomba-lomba untuk menyampaikan informasi paling cepat. Dalam hal kecepatan, memposting berita melalui media online memang hanya membutuhkan waktu yang tidak lama. Tuntutan untuk menyampaikan berita dengan cepat atau aktual tanpa ada akurasi dan juga verifikasi atas data yang diterima menjadi tanda bahwa portal media online memiliki kekurangan yang mendasar. Kecepatan danreal time tidak dijadikan pembenaran atas pemuatan berita-berita yang tidak akurat dan kredibel. Kredibilitas adalah aset termahal media, dan merupakan prinsip utama jurnalistik.