Nama : Melin Awalia
Nim : F1091201013
Prodi : Pendidikan Sosiologi
Dosen Pengampu:
. Subhan Widiansyah, M.Pd
. Yustika Irfani Lindawati, MA
Contextual Teaching And Learning Dalam Media Pembelajaran Secara Daring
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena tujuan dari pendidikan itu sendiri yaitu "mencerdaskan anak bangsa". Seperti halnya di Indonesia, secara umum kita melihat bahwa banyak permasalahan yang timbul dari bidang pendidikan, yaitu tidak memiliki guru yang terlatih, tidak tersedianya ruang kelas yang memadai, dana pendidikan yang kurang, dan kekurangan bahan belajar, ditambah dengan krisis pandemi saat ini, yang menyebabkan banyak sekolah yang tidak dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara tatap muka di sekolah. Institusi pendidikan yang mulanya diliburkan selama dua minggu, kini hingga pergantian tahun belum ada tanggal pasti kapan pendidikan dapat berlangsung tatap muka. Pembelajaran online atau daring menjadi alternatif pendidikan di tengah masa pandemi COVID-19 ini.
Metode pembelajaran yang semula bersifat konvensional harus bertransformasi menjadi pembelajaran online yang dapat dilakukan tanpa terbatas tempat dan waktu. Sistem Pendidikan mengalami perubahan kultur dari 'face to face' menjadi 'screen to screen'. Perubahan sistem pembelajaran yang mendadak ini membuat banyak pihak belum siap sepenuhnya untuk melakukan pembelajaran online. Hal ini menyebabkan pendidikan yang seharusnya mendidik, berubah menjadi transfer ilmu saja. Generasi saat ini, terutama dalam menggunakan teknologi, perlu adanya sikap yang bijak dalam menggunakan hal tersebut, karena jika tidak menggunakan dengan baik, maka teknologi tersebut akan menyebabkan suatu masalah bagi seseorang tersebut. Berbagai keluhan dilontarkan peserta didik terhadap pembelajaran daring ini, mulai dari peserta didik yang masih gagap dalam menggunakan teknologi, keterbatasan fasilitas smarthphone maupun kuota, jaringan yang kurang mendukung di daerah terpencil, hingga keluhan mengenai pengajaran pendidik serta paparan materi yang disampaikan pendidik.
Menurut Abdurrahman (2012) Pemecahan masalah tekadang melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi berbeda. Berdasarkan dari berbagai problem yang disampaikan diperlukan adanya solusi agar pembelajaran online ini dapat berjalan secara efektif dan tidak merugikan pihak manapun. Mengenai keterbatasan fasilitas smartphone, kuota, dan jaringan pemerintah telah mengeluarkan banyak kebijakan untuk mengatasinya seperti pemberian kuota gratis kepada pendidik dan peserta didik, penayangan materi pembelajaran di stasiun tv, pembelajaran guru dari rumah ke rumah, dan sebagainya. Namun, pemerintah maupun masyarakat seringkali lupa akan kendala terhadap sistem pengajaran maupun paparan materi yang disampaikan pendidik. Pendidik sering kali kurang efektif dalam menyampaikan materi ajarnya yang menyebabkan peserta didik kurang memahami materi yang disampaikan. Sebagai generasi muda yang tanggap pendidikan akan memberikan solusi dari kendala yang seringkali terabaikan ini.
Solusi yang saya usulkan adalah dengan mengembangkan bahan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, hal ini dikenal dengan Contextual Teaching and Learning (CTL). Menurut Mulyasa dalam Hartono (2013), CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga para siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa CTL merupakan konsep belajar yang membantu pendidik mengkaitkan materi yang diajarkanya dengan situasi nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan.
Menurut Adisusilo Jr (2012 h.91). CTL merupakan suatu bagian dari srategi pembelajaran. Ada tujuh point dalam strategi pembelajaran. Pertama Konstruktivisme (Constructivism) ialah landasan berfikir pembelajaran yang menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan mendadak. Kedua, Inkuiri (Inquiri) adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Ketiga, Bertanya (Questioning), Dalam proses pembelajaran CTL, pendidik dapat memancing pendapat peserta didik dengan mengajukan pertanyaan agar peserta didik menjawabnya sesuai dengan pendapat pribadi. Keempat, Masyarakat Belajar (Learning Community), Masyarakat belajar adalah kegiatan dalam proses pembelajaran yang mengupayakan / membiasakan siswa untuk bekerja sama, memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya dan salingsharing ilmu atau pengetahuan yang mereka miliki. Kelima, Permodelan (Modelling), Permodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan. Keenam, Refleksi (Reflection), Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari, yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Terakhir, Penilaian Autentik (Authentic Assessment), Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.