Saya sempat berpikir sejenak untuk mendapatkan ide yang cocok untuk artikel tulisan yang akan saya tulis ini. Untungnya konsep itu tak perlu lama saya untuk tuangkan. Tentunya di bantu dengan sifat saya yang bebas dan suka berkelana dan mencoba hal-hal yang baru. Kita tiap harinya dihadapkan pada keadaan yang harus kita hadapi dan solusi untuk menyelesaikannya. Begitu juga waktu yang cepat sekali berputarnya, sepertinya baru saja kita berurusan dengan huru-hara di bulan mei di lanjut dengan pelantikan presiden yang cukup alot. Lalu tepat hari ini kita sudah menginjak di bulan agustus.
Tak terasa sekali ya, dengan hitungan waktu 16 hari lagi tepatnya kita akan merayakan dirgahayu negara kita untuk yang ke sekian kalinya. Tentunya ada banyak pahlawan-pahlawan negara kita sendiri yang berjasa di dalam dirgahayu negara kita. Lalu kita sendiri sebagai warga negara Indonesia, maukah kita dianggap sebagai "pahlawan" tersendiri bagi bangsa Indonesia. Anggaplah pahlawan di sektor ekonomi yang tentunya sedang bergejolak. Kalau diri kita mempunyai niat untuk ikut dalam menyelaraskan dan ikut berpartisipasi. Niat baik itu tidak akan jauh-jauh dari perbuatan nyata dan tindakan kita.
Awalnya saya sempat galau dan rancu artikel ini akan saya bawa ke mana nantinya, karena berbicara tentang stabilitas ekonomi orang pastinya punya pandangannya tersendiri ya pastinya. Tapi dengan berusaha untuk memahami makna dari uang itu tersendi di lihat dari status kita ataupun dari segi cara mengelola uang kita sendiri. Dengan berpatokan dari dua hal tersebut, semestinya tidak susah untuk dapat dengan cerdas dan bijaksana menggunakan uang dari pendapatan kita sendiri atau mudahnya yang masih menggandalkan sepenuhnya atau semi kepada ke dua orang tua kita masing-masing.
Tak lepas dari itu yang saya coba tanamkan adalah didikan orang tualah yang paling benar bagi anak-anak nya di dalam hal menggunakan uang sebagaimana mestinya. Contoh nyatanya adalah sejak kita mulai paham dari makna uang itu tersebut, kita mulai di beri tanggung jawab dengan uang saku. Nah, uang saku ini tentunya di mata anak-anak kecil merupakan kegembiraan tersendiri. Cerita selanjutnya orang tua yang baik akan memberikan pengertian meski kita diberi uang saku , akan tetapi uang saku itu tidak boleh di tiap harinya di habiskan serta merta.
Nah, pembelajaran morilnya adalah kita di beri uang saku, akan tetapi tanggung jawabnya di tiap hari kita akan di beri pertanyaan ke mana saja uang saku itu hilang. Awal-awalnya mungkin ada dari kita yang karena senang hati akan segera di belanjakan membeli makanan yang kita senangi. Akan tetapi sewaktu di rumah kita di beri pemahaman bukan dengan amarah bahwa fungsi sebenarnya dari uang saku itu adalah untuk di tabung. Yang nanti nya di tiap bulan akan di tukarkan sejumlah uang dari yang kita tabung itu dengan sendirinya.
Berbicara tentang keuangan , tentunya tidak bisa dilepaskan dari yang namanya sistem. Suatu sistem tentunya di buat untuk tujuan tertentu yang menyelaras ya pak. Ide saya sepertinya mendapat angin segar untuk menuliskan dari tema stabilitas ekonomi. Kita paham benar bahwa aturan ekonomi yang ada di Indonesia di bawah naungan suata aparat yang sudah kita kenal dengan baik yaitu Otoritas Jasa Keuangan. Karenanya dengan tujuan untuk mencermati beberapa potensi resiko yang ada juga di bidang moneter yang ada, Bank Indonesia lebih memfokuskan kebijakan suku bunga dan nilai tukar untuk memperkuat stabilitas eksternal perekonomian, dengan tujuan mengendalikan defisit transaksi untuk dapat berjalan dalam batas yang aman serta mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.
Jika kita berbicara tentang stabilitas ekonomi kaitannya sangat erat dengan transaksi stabilitas eksternal perekonomian, yang mana gunanya tak lain adalah untuk mengendalikan defisit transaksi dan juga mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.
Tentunya peran serta OJk terhadap semua pihak dan sektor keuangan yang ada di Indonesia akan terus di monitor dengan ketat. Pandangan dari OJK adalah diihat dari kacamata perkembangan ekonomi, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan, dan penjamin simpanan. Sementara bila di lihat dari sisi domestik. tantangan yang muncul adalah dengan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan memacu investasi dan ekspor agar tetap menjaga stabilitas sistem keuangan. Hal positif tersebut di responi dari pihak KSSK agar terus memperkuat koordinasi kebijakan moneter. Semoga dengan sistem yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh Otoritas Jasa Keuangan yang ada sampai dengan detik ini kita terus berupaya agar terus membantu di dalam dua belah pihak untuk terus berusaha membantu stabilnya ekonomi negara Indonesia kita sendiri.
Nah, jika suatu sistem telah dibua tentunya akan menyelaras. Kita paham benar bahwa aturan ekonomi yang ada di Indonesia di bawah naungan suata aparat yang sudah kita kenal dengan baik yaitu Otoritas Jasa Keuangan. Karenanya dengan tujuan untuk mencermati beberapa potensi resiko yang ada juga di bidang moneter yang ada, Bank Indonesia lebih memfokuskan kebijakan suku bunga dan nilai tukar untuk memperkuat stabilitas eksternal perekonomian, dengan tujuan mengendalikan defisit transaksi untuk dapat berjalan dalam batas yang aman serta mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.