Berkembangnya teknologi mendorong manusia untuk terus mengembangkan sustainable technology dan menggunakan sustainable energy--energi organik, yang aman, ramah lingkungan, dan tidak terhabiskan.
Saat ini ada 5 sumber utama dari energi terbarukan, yaitu:
- tenaga surya
- tenaga air,
- tenaga angin,
- panas bumi,
- energi biomassa (hasil organik dari tumbuhan dan hewan, seperti ethanol)
Terlepas dari itu, penelitian-penelitian terus dilakukan untuk menemukan sumber energi baru. Salah satunya adalah energi dari bakteri.
Belum lama ini dikabarkan bahwa Professor Choi Seokheun, seorang Professor dari Departmen Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Pengetahuan Terapan Thomas J. Watson di Universitas Binghamton, telah berhasil memperpanjang umur biobattery (baterai dari bakteri) hingga berminggu-minggu lamanya.
Kalian mungkin berpikir, sungguh tidak terbayang, bagaimana mahluk mikroskopik dapat digunakan sebagai sumber energi listrik?
Pada dasarnya biobattery ini adalah baterai yang memperoleh energi listrik dari gula dengan bantuan enzim yang berasal dari bakteri, seperti halnya mahluk hidup mengubah gula menjadi energi.
Kisah tak terlupakan tentang Biobattery
Sekilas cerita, penemuan ini mengingatkan saya kembali pada tugas kelompok kami beberapa tahun lalu.
Sebagai mahasiswa bioteknologi, kami mendapatkan tugas dari matakuliah bahasa Inggris untuk membuat sebuah promosi produk berteknologi tinggi berbasis bioteknologi.
Kelompok kami memutuskan untuk mengembangkan produk kekinian yang paling dibutuhkan oleh mahasiswa/i, yaitu laptop.
Kami mengusung konsep laptop yang tidak perlu dicharge.