Lihat ke Halaman Asli

Melina

Teknisi Pangan

"Natal Bukanlah Musim, Melainkan Suatu Perasaan"

Diperbarui: 25 Desember 2021   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Natal bukanlah musim, melainkan suatu perasaan" - Edna Ferber (Sumber: Goodhouskeeping.com/Laura Formisano).

“Natal bukanlah musim, melainkan suatu perasaan”

Bagi saya, Natal di tahun 2021 ini tidak jauh berbeda dari Natal tahun 2020. Akan tetapi, Natal di tahun 2021 ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Meskipun saya sendiri sebenarnya tidak merayakan Natal. Saya merasa suasana Natal tahun ini kembali bertemakan sepi. Belum sampai tahun 2045, sepi sudah melanda semenjak pandemi terjadi. Contohnya di salah satu mall yang saya kunjungi hari ini, dekorasi Natal hanya dipasang sekedarnya saja dan lagu-lagu yang diputar juga kurang meriah.

Bila dibandingkan sebelum pandemi covid-19 terjadi, dulu ketika menjelang Natal, saya dapat mendengarkan tetangga saya aktif untuk berkumpul untuk latihan menyanyi untuk perayaan Natal. Sekarang, sepertinya orang-orang pun malas untuk mengirimkan ucapan selamat Natal. Natal hanya berlalu layaknya sebuah akhir pekan. Teman saya juga sependapat dengan saya mengenai hal ini.

Tapi ada satu hal yang saya sadari dari Natal tahun ini, bahwa “Natal bukanlah musim, melainkan suatu perasaan.” Ini merupakan kutipan yang saya peroleh ketika saya hendak mengirimkan ucapan Natal yang memotivasi untuk Natal yang sepi ini. Kutipan ini ditulis oleh seorang penulis novel asal Amerika, Edna Ferber

Edna Ferber (Sumber: ranker.com).

Salah satu karangannya yang terkenal yang berjudul “So Big” telah memenangkan Penghargaan Pulitzer – penghargaan tertinggi untuk karya jurnalisme cetak di Amerika Serikat di tahun 1924. Ini menjadi novel rekomendasi yang menginspirasi untuk kamu baca.

Novel "So Big" karya Edna Ferber (Sumber: Amazon Kindle).

Kembali ke kutipan Edna Ferber. 

Setelah membaca kutipan tersebut, saya jadi terdiam dan berpikir. Saya menyadari bahwa saya telah melupakan makna Natal yang sebenarnya. Makna Natal tidak dinilai dari ucapan Selamat Natal, mendekorasi rumah dengan hiasan Natal, atau bertukar kado Natal.

Makna Natal yang sebenarnya berasal dari perasaan kita masing-masing. Rasa bersyukur atas karunia Tuhan yang telah memberikan kita kehidupan yang baik, yang damai. Meskipun adanya pandemi membawa kesedihan bagi beberapa saudara/i kita. Kita patutnya mensyukuri dan menghargai waktu ini. Di hari Natal ini kita masih dapat berkumpul baik-baik bersama keluarga dan teman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline