Lihat ke Halaman Asli

Pembiasaan Literasi Terhadap Anak

Diperbarui: 6 Desember 2021   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sangat banyak sumber daya alam yang sangat berkualitas, akan tetapi negara Indonesia sampai sekarang belum bisa menjadi negara yang maju. Salah satu faktor yang menyebabkan hal itu bisa terjadi adalah kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut (Permatasari, 2015) kualitas suatu bangasa itu ditentukan berdasarkan kecerdasan dan pengetahuannya, dan kecerdasan serta pengetahuan itu akan dihasilkan berdasarkan seberapa banyak ilmu pengetahuan yang di dapat. Dan cara untuk mendapatkan ilmu pengetauan itu dengan cara memperoleh informasi baik itu dari perkataan seseorang ataupun dari media-media yang memberikan informasi seperti buku, koran, televisi, internet, dan media lainnya.

            Akan tetapi yang menjadi permasalahannya adalah tingkat literasi warga negara Indonesia ini sangatlah rendah. Program for International Student Assessment (PISA) melakukan survey yang kemudian di rilis pada Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019 menyatakan bahwa tingkat literasi negara Indonesia sangatlah rendah, negara Indonesia menempati urutan ke 65 dari 70 negara. Oleh sebab itu bangsa Indonesia harus melakukan Tindakan yang bisa membuat warga negara Indonesia terbiasa literasi.

            Banyak sekali cara untuk bisa menjadikan literasi menjadi suatu kebiasaan bahkan kegemaran, salah satu caranya yaitu dengan cara mengenalkan dan membiasakan literasi kepada anak. Untuk mengenalkan dan membisakan literasi kepada anak bisa dilakukan semenjak anak berada di dalam kandungan, karena pada masa kandungan otak anak itu sudah aktif. Untuk melakukan literasi terhadap anak di dalam kandungan bisa dilakukan dengan cara ibu atau ayahnya bercerita dan mambacakan buku.

Tidak berhenti disana proses untuk melakukan pembiasaan literasi dilanjutkan ketika anak sudah lahir, untuk anak di usia 0-6 bulan bisa diberikan softbook yang bisanya itu terbuat dari bahan kain, kemudian di usia 6-12 bulan bisa diberikan buku kertas yang tebal atau boardbook. Biasanya pada soft book dan board book hanya terdapat gambar-gambar yang menarik dan disana ibunya bia bercerita atau mengenalkan gambar-gambar yang ada di dalam bukunya. Selamjutnya untuk anak 12-18 bulan bisa diberikan buku flip-flap book yaitu buku yang lembarannya bisa di buka ada di tempel Kembali atau juga bisa diberikan buku yang bisa mengeluarkan suara dari gambar yang ada di dalamnya atau bisa disebut soundbook. Pada usia 18-36 bulan biasanya seorang anak yang sudah di berikan buku sejak lahir maka anak pada usia itu akan bisa menentukan buku mana yang mereka suka dan akan meminta membacakan buku kepada ibunya. Dan di usia 3-5 tahun seorang anak bisa diberikan buku yang terdapat angka dan huruf di dalamya dan disanalah seorang anak akan mulai mengenal angka dan huruf.

Melalui pembiasaan tersebut seorang anak pikirannya akan menjadi kritis dan anak akan selalu merasa ingin tahu, dan mulai dari pembiasaan tersebut anak akan selalu merasa perlu dan butuh informasi-infomasi yang belum mereka tahu sehingga akan menjadikan anak tersebut manjadi seseorang yang sangat gemar literasi, dan menjadikan literasi itu menjadi suatu kebutuhan. Dengan melakukan pembiasaan literasi tersebut akan menjadikan seseorang menjadi sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline