Lihat ke Halaman Asli

Meliana Aryuni

Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Sulitnya Berbuka Puasa Bareng Teman

Diperbarui: 14 Maret 2024   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buka puasa/Foto oleh Thirdman: pexels.com/


Ketemu teman, ngobrol, curcol tentang berbagai hal dengan mereka terasa sudah sangat lama hilang dalam daftar Ramadan saya. Ehm, seingat saya, terakhir kali saya berbuka bersama bersama teman, tahun 2014, sewaktu masih kerja dulu.

Buka bersama memang sering diagendakan oleh banyak orang, tetapi apalah daya jika yang mengadendakan itu adalah ibu-ibu yang memiliki anak kecil. Huah, terasa ribet banget untuk melakukannya. Apalagi buat mendapatkan izin suami tidak semudah memasak air di dapur.

Berbuka puasa bersama teman sebenarnya ajang silaturrahim yang tidak selalu bisa dilakukan. Kalau pun tahun kemarin bisa berkumpul bersama teman, tahun ini mungkin tidak bisa. Yang namanya sudah berkeluarga, setiap orang pasti akan memiliki rencana dan kebutuhan yang berbeda. Hal inilah yang menjadi kendala dalam berbuka bersama.

Saya sendiri tidak memungkiri bahwa silaturrahim saat berbuka bersama itu akan memberi nuansa yang berbeda dalam Ramadan. Namun, saya termasuk orang yang tidak ingin memaksakan kehendak pribadi dan menyingkirkan kehendak keluarga. Jika harus memilih buka puasa bersama teman atau tidak, maka saya akan memilih tidak.

Adapun alasan saya tidak melaksanakan kegiatan itu adalah pertama anak-anak masih kecil dan tidak mungkin untuk ditinggalkan begitu saja bersama suami di rumah. Ya, kalau suaminya telaten dan anak-anak mau ditinggal. Lah, wong ditinggal pergi ke warung sebentar saja nangis minta ikut.

Kedua, saya tidak suka pergi dan pulang malam. Mungkin kalau kegiatannya pagi atau siang, saya akan mempertimbangkannya. Namun, buka puasa bersama tidak mungkin siang hari, kan? Kalau siang, namanya bukan buka puasa, tetapi makan siang bareng.

Ketiga, anak sulit diajak kompromi kalau pergi jauh. Biasanya ada saja yang membuat perjalanan tidak nyaman, seperti sakit kepala dan sakit kepala. Memang sebaiknya, suami diajak meskipun menghadiri pihak sekolah.

Keempat, suami tidak mau diajak buka puasa bareng. Malu, katanya. Padahal kalau dia jadi ikut, suasana berbuka puasa pun akan berubah.

Adanya keempat alasan tadi, maka untuk pergi ke acara berbuka puasa bersama teman sangat sulit untuk kulakukan. Lalu, kapan sih saya bisa ikut? Mungkin ketika anak-anak saya sudah sudah besar usianya.

Bagi Teman-teman yang bisa pergi ke acara buka puasa bersama jangan lupa pulang ke rumah. Ingat, pulangnya jangan terlalu malam. Batasi jam 9 sudah sampai di rumah. Jangan pergi ke tempat lain setelah buka puasa selesai karena akan mengganggu kepercayaan suami.

Di antara semua kegiatan yang ada saat buka puasa bersama itu, Teman-teman jangan lupa untuk tetap melaksanakan salat maghrib, ya. Sebab, merugilah bila buka puasanya dijalankan, tetapi kewajiban salat ditinggalkan/diabaikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline