Lihat ke Halaman Asli

Meliana Aryuni

Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Karakter Wong Plembang Uji Wong Plembang

Diperbarui: 26 Februari 2024   01:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri./canva


Hai ... hai ... hai ... Assalamu'alaikum wong Plembang. Salam kenal semuanya, saya dari Palembang. Serius nih, saya dak nyangko kalau bisa bertemu dengan kompasioner Plembang di sini. Eh, apa saya baru bangun, ya? Kok selama ini saya enggak tahu kalau punya teman Kompasiana yang wong Plembang.

Saya kaget saat membaca di temu komunitas ada komunitas 'Kompasiane Palembang'. Ternyata, Kompasiane Palembang ini sedang ngadain event. Kesempatan yang baik seperti ini jangan sampai terlewatkan sebab banyak cerita tentang Plembang yang bisa dibagi kepada orang banyak. Selain itu, saya akhirnya tahu kalau wong Plembang juga eksis di Kompasiana. Iyo, apo iyo?

Ngomong-ngomong tentang Plembang, wong di luar kota Plembang pasti sudah kenal dengan jembatan Ampera, sungai Musi, Pempek dan sebangsanya, kain songket dan jumputan khas Plembang. Iyo, dak?

Namun, yang pengen saya ceritakan itu bukan yang biasa didenger selama ini. Lah, memang apa sih yang ingin disampaikan tentang Plembang ini? Oke, kalau begitu saya mulai ceritanya, ya.

Mungkin bukan sekali dua kali teman-teman mendengar karakter wong Plembang yang kasar. Bahkan banyak yang takut bergaul dengan wong Plembang. Di luar, orang wanti-wanti loh sama orang Plembang.

Mertua saya pun ketika tahu saya orang Palembang juga akan takut. Perbedaan budaya Jawa dan Palembang bikin ibu mertua berkata,"Orang Palembang itu kasar-kasar loh, Le. Apa kamu tidak takut?" Saya sendiri baru tahu cerita itu setelah menikah.

Setelah menikah, ternyata anak menantunya yang Palembang ini tuh dak bikin ibu mertua jantungan kok. Malah setiap video call atau teleponan beliau merasa rindu. Keluarga Jawa pun tidak menyangka kalau saya orang Palembang.

Keluarga Jawa menilai kepribadian orang Palembang hanya dari berita. Berita tentang orang Plembang yang keras itu sangat banyak. Jadi, wajar saja jika anggapan tentang orang Palembang sama seperti ibu mertua.

Tingkat kriminalitas yang terjadi di Plembang tuh sangat banyak beritanya dimuat diberbagai surat kabar atau stasiun TV. Kalau baca harian Plembang, banyak sekali tindak kriminal terjadi di Plembang. Inilah yang membuat Palembang menjadi kota yang 'menakutkan' untuk disinggahi.

Saya sendiri yang tinggal di Plembang juga agak takut saat mendengar berita-berita seperti itu. Namun, pada kenyataannya tinggal di Plembang tidak seseram berita yang tersebar kok. Banyak  orang Plembang yang baik dan memiliki integritas yang tinggi, seperti Helmi Yahya dan Tantowi Yahya, dan lain-lain, serta tentu saja saya sendiri dong. Yeah, pencitraan dikit boleh, 'kan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline