Lihat ke Halaman Asli

Meliana Aryuni

Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Bambu, Yang Bukan Bambu

Diperbarui: 22 Juni 2022   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Eng ... ing ... eng....Ini adalah salah satu anggrek spesies yang dari Ranau, OKU Selatan. Habitatnya pada pohon besar yang berdiameter 1m. Tumbuh pada pohono tersebut sekitar lebih dari 20 meter dari permukaan tanah.

Secara fisik, anggrek ini mirip sekali dengan bambu, batangnya yang kuning langsat dengan bukuh-bukuh yang menghiasi setiap batang membuatnya mudah dikenali. Daunnya yang berbentuk elips dan sedikit memanjang mempunyai ciri khas juga. Dari pangkal daun ada bongolan keras yang warnanya lebih pekat dari batang.

Satu hal yang saya sukai dari anggrek ini adalah bunganya yang wangi. Bunga itu akan muncul di antara bukuh-bukuh batang. Warna bunga yang unik dengan sedikit melintir membuat si anggrek terlihat menakjubkan meskipun jumlah dan ketahanan mekarnya tidak lebih dari 3 hari. Meskipun begitu, saya bersyukur bisa menyaksikan mekarnya bunga ini dan merasakan aromanya.

Budidaya anggrek ini pun sangat mudah, tetapi membutuhkan tingkat kelembaban yang cukup. Dengan memotong bukuh yang sudah berakar, maka akan ada anakan baru yang tercipta. Tingkat keteduhan tempat pun berperan penting untuk anggrek spesies karena akan mempengaruhi pertumbuhannya di kemudian hari.

#jagaalam #jagaalamkita #anggrekspesies

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline