Lihat ke Halaman Asli

Meliana Aryuni

Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Cinta yang Sederhana (4)

Diperbarui: 7 Februari 2021   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

#hari-hariyang menyedihkan

Adakah hari yang paling menyedihkan selain tidak dipedulikan oleh orang tua sendiri? Itulah yang terjadi kepada Ifa setelah dia membuat keputusan. Papa dan Mama tidak lagi mau makan di meja makan bersama dengannya padahal tidak setiap hari itu terjadi. Papa dan Mama lebih suka di toko dibandingkan di rumah. Ifa jarang melihat Papa membaca koran di ruang tamu. Semua dilakukan di kamar.

"Pa, ini ada undangan dari mang Mirja." ucap Ifa mengelipkan kertas undangan di bawah pintu. Undangan ditarik dari dalam. Ifa berlalu dan kembali ke kamar.

[Kamu ada di kos kan? Aku main ke sana ya.]
Pesannya pada kontak yang selalu menjadi tempat untuk bercerita apapun.

Ifa mengetuk pintu kos dan langsung menangis.
"Ada apa, Fa?" tanyaku bingung.

"Papa dan Mama sudah berubah. Apa aku juga harus berubah?" ucapnya.

"Coba ceritakan dulu, Nona. Serius aku tidak mengerti," balasku.

"Papa dan Mama betul-betul telah menyingkirkanku dari rumah."

"Kamu diusir?" tanyaku.

"Tidak, tetapi sikap mereka membuatku merasa diusir," jelasnya.

"Wajar, Fa. Mereka mungkin tidak bermaksud seperti itu. Mereka hanya belum menerima saja. Sebaiknya Abang yang mencoba merayu Papa dan Mama."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline