Lihat ke Halaman Asli

Meliana Aryuni

Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Dinginnya

Diperbarui: 19 Januari 2021   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Udara pagi ini memang berbeda dari biasanya. Setelah dua hari diguyur hujan deras, rumahku terasa begitu dinginnya. Aku menggigil saat menginjakkan kakiku ke ubin berkarpet tipis tanpa alas.  Aku berjalan menuju teras kecil nan mungil, yang dihiasi bermacam-macam tanaman. 

Betapa terkejutnya aku, ketika kudapati pemandangan menakutkan di sana. Kupandangi depan rumahku, jalanan sudah dipenuhi oleh air. Subhanallah, ternyata bukan hanya jalanan saja yang dipenuhi air, rumah tetanggaku pun penuh dengan air hujan. Hanya rumahku yang aman dari banjir semalam. Senyenyak apakah aku semalam hingga tidak terdengar kepanikan dari tetangga sebelah.

"Ih, bu Ina memang keterlaluan!" hardik tetangga sebelah, bu Marni.

"Iya nih. Masa' tidak peduli sama kita. Mentang saja rumahnya aman," tambah bu Somad sambil menguras air yang masuk ke rumahnya. Aku hanya diam karena apapun alasannya, mereka pasti tidak mau tahu.

Tanpa meminta izin, aku mengambil ember dan gayung lalu pergi ke rumah tetanggaku. Aku mencoba membantu sebisaku. Kumasukkan air ke ember lalu kubuang dari dalam rumah ke dalam saluran air. Setelah beberapa kali angkut, air sudah tidak lagi nampak di dalam rumah bu Marni.

Aku pindah ke rumah bu Somad, tepat di sebelah rumah bu Marni. Wajahnya terlihat asam saat melihatku.  Namun aku berusaha tersenyum kepadanya. Tanpa banyak bicara, aku membantu menguras air yang ada di ruang tamunya. Tangan dan kakiku memang terasa dingin, tetapi semangatku membantu begitu panas membara. Aku tidak peduli ucapan buruk yang mereka katakan tadi. Aku hanya ingin menjadi tetangga yang baik. Selebihnya, biarkan mereka sendiri yang menilai.

"Bu Ina, makasih ya. Nanti sore datang ke rumah ya!" teriak bu Marni dan bu Somad bersamaan. Aku tersenyum dan melenggang karena hari ini aku telah menenangkan kemarahanku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline