Melaksanakan rukun Islam yang ke-5 yaitu ibadah haji merupakan impian bagi setiap umar Islam di seluruh belahan dunia. Tidak terkecuali umat Islam di Indonesia. Sayangnya karena biaya yang tinggi dan kuota yang terbatas akhirnya masyarakat yang ingin menunaikan rukun Islam yang ke-5 tersebut harus bersabar sesuai antrian dan kadang mendapatkan giliran berangkat haji saat sudah lanjut usia (lansia).
Kementerian Agama (Kemenag) menyebut jemaah haji asal Indonesia yang akan melaksanakan haji tahun 2019 M/1440 H ini masih didominasi kalangan lansia. Dari total jemaah haji sebanyak 231 ribu orang, 63 persen di antaranya adalah lansia. "Tantangan petugas haji akan semakin besar," kata Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Khoirizi dalam acara apel di pembekalan Petugas Haji Indonesia.
Khususnya bagi Tenaga Kesehatan Haji Indonesia, mengontrol kesehatan pasien lansia menjadi tantangan tersendiri. Mulai dari tindakan edukasi, pencegahan, pengobatan sampai rehabilitasi.
Salah satu keluhan yang sering terjadi pada lansia adalah nyeri punggung terkait karena terjadinya perubahan komposisi tulang dan sendi. Nyeri punggung akan menjadi musuh jemaah haji yang ingin secara maksimal beribadah saat di tanah suci. Tentunya kesempatan yang langka berada di tanah suci akan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh jemaah dengan senantiasa beribadah. Namun nyeri punggung tentunya akan memberikan ketidaknyamanan dan keterbatasan gerak yang berakibat ketidakmaksimalan dalam beribadah di tanah suci.
Nyeri Punggung (Back Pain)
Nyeri punggung adalah nyeri atau kekakuan yang dapat dirasakan di sepanjang tulang belakang dari dasar leher hingga tulang ekor, biasanya timbul akibat adanya permasalahan pada ruas tulang belakang (vertebrae) dengan jaringan sekitarnya, seperti otot, pembuluh darah atau saraf. Nyeri punggung umumnya bukan suatu kelainan, namun merupakan gejala dari berbagai jenis penyakit yang diderita (dikutip dari dokter.tips).
Menurut spesialis saraf Mayor CKM, dr. Soleh, Sp. S yang juga merupakan petugas kesehatan haji 2019 M/1440 H di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, nyeri pungggung banyak dialami oleh jemaah haji diawali saat kedatangan mereka ke Arab Saudi karena penerbangan yang lama. Biasanya pada lansia, nyeri punggung ini akan berkelanjutan dan akhirnya mengganggu proses beribadah.
0 Advanced issues found▲
1
Dikatakan oleh dr. Soleh bahwa pendekatan kasus nyeri punggung pada jemaah haji harus lebih bersifat pencegahan dan rehabilitatif. Dokter yang kesehariannya di tanah air menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Wira Bhakti Nusa Tenggara Barat menyatakan bahwa pemberian obat anti nyeri pada lansia hanya berefek sementara, dan justru komplikasi terhadap gangguan lambung dan perdarahan saluran cerna menjadi lebih besar sehingga terapi non obat-obatan dan rehabilitasi yang paling penting pada jemaah haji.
Terapi Non Farmakologis Untuk Nyeri Punggung Pada Jemaah Haji
Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi masalah nyeri punggung:
1. Membawa kompres dingin (Ice Pack)
Kompres dingin dengan menggunakan air es atau es batu yang dimasukkan dalam wadah akan memberikan efek mati lokal rasa pada saraf sekitar yang ditempelkan. Tindakan ini berguna pada jemaah haji yang sedang melakukan ibadah dan sedang mengalami nyeri akut.