Belakangan ini terdapat beberapa kasus yang mencuat di dunia kesehatan. Kasus tersebut antara lain adanya malterapi (kesalahan pemberian terapi) oleh tenaga kesehatan bukan dokter dengan memberikan obat tidak sesuai dosis dan anjuran di mana efek samping obat tersebut dapat memberikan komplikasi yang tidak baik untuk diri pasien. Kasus lain yaitu ketika seorang pejabat di suatu provinsi membentak dengan kasar tenaga kesehatan karena kedapatan tertidur saat jam dinas malam.
Terlepas dari pro dan kontra dalam setiap kasus yang ada, perlu diperhatikan bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan pekerjaannya memerlukan ketelitian yang tinggi. Kelengahan atau kelalaian terutama dalam suatu tindakan kepada pasien akan berdampak kepada keselamatan pasien.
Salah satu yang harus diperhatikan adalah tatacara pemberian obat khususnya obat yang bersifat injeksi (masuk langsung ke dalam aliran darah). Obat suntik ketika sudah diinjeksikan dan masuk ke dalam sirkulasi darah, maka mustahil untuk menariknya kembali sehingga jika pemberiannya tidak tepat justru akan berbahaya bagi pasien. Berbeda dengan obat minum (oral) yang mungkin saja masih bisa dimuntahkan untuk mencegah efek samping berbahaya.
Obat, seyogyanya merupakan bahan kimia yang ditujukan untuk kesembuhan pasien, jika dipergunakan sesuai dosis, cara dan waktu pemberian. Berikut adalah beberapa jenis obat injeksi yang dapat menyebabkan kematian cepat ketika pemberiannya salah.
1. Insulin
Sejatinya manusia memproduksi insulin di dalam tubuhnya untuk mengontrol kadar gula darah agar selalu dalam batas normal. Pada kasus hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dan kasus diabetes mellitus (kencing manis), penggunaan insulin sanat sering digunakan terutama di rumah sakit.
Kadar gula yang tinggi dalam darah akan menyebabkan kerusakan jaringan dan mengganggu keseimbangan asam basa dalam darah, sehingga perlu cepat diturunkan dengan injeksi insulin.
Perlu diperhatikan bahwa sediaan insulin selain dalam bentuk pen juga disediakan dalam bentuk vial. Hal ini bertujuan untuk penyesuaian dosis pada penggunaan insulin dosis besar. Namun harus diperhatikan bahwa pemberian insulin memiliki hitungan yang cermat.
Ketika seseorang memberikan insulin secara sembarangan dan tidak sesuai dengan kebutuhan pasien, maka akan terjadi risiko yang sangat fatal, yaitu terjadinya penurunan kadar gula darah secara mendadak. Turunnya kadar gula darah menyebabkan komplikasi kelainan irama jantung dan kerusakan sel-sel pada otak. Kejadian ini hanya dalam hitungan menit saja dan jika tidak segera diberikan pertolongan akan menyebabkan kematian.
2. Cairan Kalium Klorida (KCl)
Kalium merupakan elektrolit penting pada manusia, berfungsi vital dalam sistem saraf serta berperan terhadap keseimbangan tekanan osmotik antara cairan di dalam sel (intrasel) dengan cairan pada ruang antar sel (interstisial) yang dimediasi oleh suatu mekanisme yang disebut pompa elektrolit, maka sangat penting kadar kalium dijaga selalu dalam batas normal.
Jika terjadi kekurangan kalium yang ringan, masih dapat dipenuhi dengan pemberian obat minum atau konsumsi pisan yang terkenal dengan kadar kalium yang tinggi. Namun jika terjadi kekurangan kalium yang berat dan mengganggu sistem organ maka perlu meningkatkan dengan cairan KCl yang dimasukkan ke dalam cairan infus dan harus diberikan dengan hitungan yang cermat sesuai kebutuhan kalium yang diperlukan.
Terdapat kasus karena kekurangtahuan, pemberian cairan KCl ini justru langsung disuntikkan secara cepat dalam dosis yang besar ke dalam aliran darah. Ketika terjadi peningkatan kadar kalium secara cepat dalam darah maka efek letal yang terjadi. Peningkatan secara cepat ini akan menyebabkan gangguan irama jantung dan kejang pada otot dimana secara cepat akan menyebabkan gagal nafas dan henti jantung dan orang akan meninggal dunia secara cepat.