Nyeri kepala (selanjutnya ditulis sakit kepala) pada saat berpuasa adalah salah satu keluhan yang sering terjadi pada setiap orang, baik yang sehat maupun yang sedang sakit. Dari beberapa penelitian sosial disebutkan bahwa 4 dari 10 orang yang berpuasa mengaku pernah mengalami sakit kepala.
Jika kondisi ini terjadi pada saat tidak berpuasa, maka cukup dengan minum obat sakit kepala masalah akan selesai. Namun jika sakit kepala ini menyerang saat berpuasa, maka penderitanya akan menjadi serba salah. Jika tidak minum obat, nyeri akan menjadi-jadi bahkan menggangung kekhusuan dalam menjalankan ibadah puasa. Namun jika minum obat, konsekuensi puasa menjadi batal dan harus mengganti di kemudian hari. Dan yang lebih disayangkan lagi, sakit kepala menyerang saat siang menjelang sore hari sehingga terasa sayang membatalkannya.
Menurut definisi medis, nyeri kepala/sakit kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada sebagian atau seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke daerah belakang kepala (daerah oksipital dan sebagian daerah tengkuk). Jika dikasifikasikan, sakit kepala terbagi menjadi sakit kepala primer yaitu sakit itu sendirilah penyakitnya dan sakit kepala sekunder, yaitu nyeri kepala akibat masalah lain yaitu stres, perubahan cuaca, kekurangan oksigen, kekurangan glukosa (gula darah), salah posisi tidur dan lain-lain
Jika melihat definisi dan klasifikasi di atas, maka sakit kepala pada orang yang berpuasa termasuk kategori sakit kepala sekunder.
Kenapa Bisa Sakit Kepala Saat Berpuasa?
Sebenarnya jika dalam keadaan normal, maka berpuasa sejatinya menyehatkan dan tidak menyebabkan sakit kepala. Namun, kenapa bisa sampai sakit kepala?
Sakit kepala dengan risiko tinggi terjadi pada saat berpuasa adalah pada orang dengan riwayat penyakit maag kronis, penderita darah tinggi, penderita paru kronik, perokok dan pecandu kopi. Namun risiko ini akan terjadi jika dipicu ketika pola bersahur salah, aktivitas yang berlebihan, stres atau banyak pikiran, posisi tubuh atau posisi tidur siang yang salah.
Yang sering terjadi pada penderita maag kronis yang mengalami sakit kepala salah satunya pola sahur yang tidak tepat. Pada penderita maag kronis, sakit kepala terjadi karena asam lambung meningkat sehingga memacu sakit kepala. Seharusnya saat bersahur, konsumsilah makanan tinggi serat untuk memperlama waktu pengosongan lambung sehingga asam lambung tidak cepat meningkat.
Pada perokok juga sering mengalami sakit kepala saat awal-awal puasa, hal ini terjadi karena adaptasi kadar nikotin dalam darah yang terstimulasi oleh asap rokok yang biasanya terjadwal pada saat tidak berpuasa, pada saat puasa jadwal tersebut berubah, sehingga adaptasi perubahan memicu terjadinya sakit kepala pada perokok.
Dari kejadian semua itu, menyebabkan ketegangan pada otot daerah kepala, pelebaran pembuluh darah yang menyentuh saraf, sehingga area sensitif pada kepala distimulus kemudian diproyeksikan ke permukaan dan dirasakan di daerah distribusi saraf yang bersangkutan sehingga terjadilah sakit kepala.
Apa Saja Pencetus Sakit Kepala Saat Puasa?
Pada tulisan diatas tadi sudah dijelaskan orang yang mempunyai risiko sakit kepala saat puasa. Namun sakit kepala tidak akan terjadi jika tanpa didahului faktor pencetus. Apa saja faktor pencetus yang menyebabkan sakit kepala saat berpuasa?
- Kurang cairan/dehidrasi
Kurang cairan akan berdampak pada keseimbangan sel dalam tubuh kita, yang dapat memberikan manifestasi berupa sakit kepala. Orang yang punya risiko sakit kepala saat berpuasa hindari beraktivitas yang menyebabkan banyak keringat, aktivitas di bawah sinar matahari atau pun aktivitas di daerah yang panas. - Kadar gula darah turun/hipoglikemia
Tidak sahur salah satu pencetus kadar gula darah menjadi turun yang menyebabkan sakit kepala pada saat puasa. Pada penderita diabetes, pemberian dosis obat diabet yang berlebih saat puasa menyebabkan kadar gula darah menjadi turun. Aktivitas yang berat juga menyebabkan hipoglikemia.