Lihat ke Halaman Asli

Meldy Muzada Elfa

TERVERIFIKASI

Dokter dengan hobi menulis

Ramadhan Segera Tiba, Mari Mulai Melawan Sindrom Metabolik

Diperbarui: 2 Juni 2016   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Pengukuran lingkar perut/pinggang (sumber: kaltim.tribunnews.com)

Ramadhan adalah bulan mulia. Telah banyak tulisan yang menggambarkan betapa mulia dan baiknya bulan tersebut. Tidak hanya tentang mendulang pahala sebanyak-banyaknya, tetapi juga puasa pada bulan Ramdhan ternyata mempunyai dampak baik terhadap kesehatan bagi yang melaksanakannya.

Salah satu manfaat yang dirasakan pada saat menjalankan puasa sebulan penuh dengan benar adalah terkontrolnya berat badan, terkontrolnya kadar lemak dalam darah, terkontrolnya tekanan darah dan gula darah.

Adalah sindrom metabolik yaitu sebuah kumpulan gejala terutama masalah kegemukan/obesitas yang disertai dengan peningkatan kadar lemak dalam darah, tekanan darah yang naik atau gula darah yang tinggi. 

Ketika seseorang masuk dalam kriteria sindrom metabolik, maka faktor risiko terjadinya kematian akibat penyakit jantung ataupun penyakit stroke makin tinggi. Secara sederhana sindrom metabolic selangkah mendekatkan diri kepada kematian. Sehingga mendekati bulan Ramadhan ini sepertinya sangat baik sebagai momentum untuk melawan terjadinya sindrom metabolic.

Kegemukan adalah salah satu kriteria utama mendiagnosa sindrom metabolik ditambah dengan kriteria yang lain. Sepertinya sekarang ini kegemukan adalah hal yang biasa bagi masyarakat, terutama di daerah urban. 

Tidak hanya melihat di negara-negara Barat, di Indonesia sendiri berdasarkan penelitian bahwa prevalensi (seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada sekelompok orang, red) orang dengan kegemukan lebih sering terjadi pada masyarakat kota dibandingkan pedesaan. 

Kegemukan sendiri akan meningkatkan kejadian sindrom metabolic yang nantinya akan meningkatkan risiko terjadinya kematian akibat penyakit jantung ataupun stroke.

Obesitas atau Obesitas Sentral?

Ketika membahas tentang masalah kegemukan, seorang dokter atau ahli gizi harus bisa membedakan secara spesifik jenis kegemukannya tersebut. Terdapat 2 cara untuk menentukan jenis kegemukan pada pasien.

Cara pertama adalah dengan menghitung berat badan dibanding dengan tinggi badan yang disebut dengan indeks massa tubuh (IMT). Berat badan dalam kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam meter (m) yang telah dikuadratkan. Hasil perhitungan masuk dalam kriteria underweight, normal range, overweight (at risk, obese I dan obese II).

Cara kedua adalah menghitung lingkar perut, dengan menggunakan meteran yang mengelilingi perut setinggi pusar (umbilikus). Hasil perhitungan dalam sentimeter (cm) yang dibagi dalam kategori tidak obesitas dan obesitas sentral.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline