Lihat ke Halaman Asli

Meldy Muzada Elfa

TERVERIFIKASI

Dokter dengan hobi menulis

Masuk Angin

Diperbarui: 3 Maret 2016   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: Orang yang sedang terkena masuk angin (lillingtonmedicalservices.org)"][/caption]

Dewasa ini, pertumbuhan dan mobilitas manusia semakin meningkat, seiring dengan semakin berkembangannya tuntutan terhadap kinerja dan prestasi, maka mau tidak mau seseorang selalu bekerja keras dan melupakan kondisi fisik yang seringkali tidak seimbang dengan pekerjaan yang dilakukan.

 

Salah satu hal sepele yang dapat mengganggu kinerja seseorang adalah suatu ‘penyakit’ yang sering disebut dengan masuk angin. Hmmm, kalau boleh ditelaah lebih lanjut tentang nama penyakit yang cukup familiar terdengar dimasyarakat, sebenarnya cukup sulit mencari referensi ilmiah ‘penyakit’ masuk angin tersebut.

 

Lho, kenapa bisa?

 

Mari kita telaah bersama... Andai kata masuk angin tersebut kita diskusikan dengan orang asing, maka mungkin mereka hanya menjawab dengan gelengan kepala. Ya, Hanya orang Indonesia yang menderita masuk angin sedangkan orang asing tidak pernah mengalaminya. Artinya? Masuk angin itu bukan ‘penyakit’ dalam arti sebenarnya, tapi itu adalah persepsi yang berkembang di masyarakat Indonesia.

 

Dalam Wikipedia, masuk angin didefinisikan sebagai adalah suatu "penyakit" yang disebabkan karena berkumpulnya gas yang tidak merata di dalam tubuh. Masuk Angin diyakini menjadi penyakit yang nyata, namun saat ini belum ada bukti medis untuk mendukung klaim ini.

 

Kenapa Wikipedia penulis jadikan salah satu referensi? Karena ketika penulis mencoba untuk menggali informasi dari jurnal ilmiah maupun artikel populer, masuk angin tidak ditemukan. Dan senada dengan opini penulis tadi, bahwa ‘penyakit’ ini belum ada bukti medis yang mendukung.

 

Pengalaman penulis selaku tenaga medis, sewaktu praktek di masyarakat, banyak sekali keluhan dengan mengatasnamakan masuk angin. Dan tanda serta gejala klinis yang penulis dapatkan sebagian besar adalah perut kembung, nyeri ulu hati, flu, sakit kepala, hidung tersumbat dan demam. Keluhan ini meningkat seiring dengan perubahan cuaca, dalam hal ini ketika terjadi musim pancaroba.

 

Berkaca dari pengalaman klinis yang penulis dapatkan, maka penulis mencoba memberanikan suatu definisi masuk angin. Masuk angin adalah suatu kumpulan dua atau lebih gejala perut kembung ditambah dengan demam, nyeri otot, nyeri kepala, dan atau sering bersendawa yang diakibatkan karena kelelahan fisik, stres, bergadang atau telat makan yang menyebabkan sistem imun turun dan peningkatan asam lambung. Wah, kenapa panjang sekali? Jawabannya karena masuk angin itu adalah sindrom atau kumpulan gejala, bukan disebut penyakit.

 

Secara medis, selain mulut dan hidung, tidak terdapat tempat lagi untuk masuknya angin. Pendapat masyarakat bahwa angin bisa masuk melalui pori,ubun-ubun atau pusar, hal itu tidak diterima secara ilmiah. Perut kembung yang terjadi pada orang yang masuk angin, diakibatkan karena pembentukan gas berlebih dari lambung dan usus serta peningkatan pembentukan asam lambung, sehingga kadang jua disertai nyeri pada ulu hati.

Kenapa masuk angin sering terjadi saat habis begadang malam, kehujanan, atau keanginan? Sebenarnya penyebabnya bukan cuaca dingin, bukannya anginlah yang memicu terjadinya masuk angin. Cuaca dingin yang menyergap tubuh menimbulkan mekanisme vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah. Sebenarnya penyempitan pembuluh darah ini merupakan mekanisme tubuh untuk menjaga agar tidak terjadi pengeluaran kalori berlebihan dari tubuh, sehingga tubuh tidak perlu mengalami penurunan suhu atau hipotermia. Namun, dampak kurang menyenangkan dari penyempitan pembuluh ini adalah peredaran darah menjadi kurang lancar. Akibatnya, hasil metabolisme, berupa asam laktat, terakumulasi pada otot-otot. Inilah yang membuat badan jadi terasa pegal-pegal.

Cuaca dingin dapat menyebabkan rambut-rambut sel di saluran napas lambat bergerak. Padahal, mereka berfungsi untuk mengeluarkan lendir, bakteri, dan virus. Perlambatan ini juga menyebabkan seseorang menjadi rentan terkena infeksi seperti batuk, pilek, dan lain-lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline