Lihat ke Halaman Asli

MeldiAnsyah

Mahasiswa Universitas Pamulang Angkatan 2020/2021

"Amba", Lembaran Perjalanan Cinta, Sejarah, dan Indentitas

Diperbarui: 6 Juli 2024   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel Amba diakses pada 05juli204 pukul 16:10

Nama Laksmi Pamuntjak memang sudah melampaui waktu hitungan tahun dan sekat geografis bumi pertiwi. 

Perempuan yang berhasil memenangkan SEA Book Award dengan buku Kitab Kawin itu selalu mampu melahirkan karya fenomenal dan sensasional. Terutama novel Amba, sebuah prosa tebal yang penuh dengan kompleksitas naratif.

Amba adalah novel karya Laksmi Pamuntjak yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2012. Novel ini merupakan perpaduan antara kisah cinta, sejarah, dan pencarian identitas yang mendalam. 

Dengan latar belakang peristiwa sejarah Gerakan 30 September 1965 di Indonesia, Amba menawarkan perspektif yang cukup menggelitik tentang masa lalu bangsa dan dampaknya terhadap kehidupan pribadi para tokoh.

Novel ini mengisahkan perjalanan hidup seorang wanita bernama Amba. Amba, yang namanya diambil dari tokoh dalam epos Mahabharata, menjalani kehidupan yang penuh liku dan konflik batin. Ia berasal dari keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan dan nilai-nilai tradisional Jawa. 

Kehidupannya berubah drastis ketika ia bertemu dengan Bhisma, seorang dokter muda yang karismatik, di sebuah rumah sakit di Yogyakarta.

Kisah cinta Amba dan Bhisma berkembang di tengah gejolak politik Indonesia pada tahun 1965. Bhisma dituduh terlibat dalam Gerakan 30 September dan kemudian ditangkap serta diasingkan ke Pulau Buru. 

Amba, yang kehilangan kontak dengan Bhisma, memulai pencariannya untuk menemukan kembali kekasihnya dan memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Seperti biasa, karya Laksmi selalu kental dengan nuansa feminis, tidak terkecuali dalam novel ini. Amba adalah representasi dari kekuatan wanita dalam menghadapi tantangan hidup. 

Ia tidak hanya berjuang untuk cintanya, tetapi juga untuk menemukan kebenaran dan keadilan. Karakter Amba menunjukkan bahwa wanita memiliki kekuatan dan ketahanan yang luar biasa dalam menghadapi situasi sulit.

Agaknya, Laksmi Pamuntjak tidak pernah main-main dalam novel Amba. Bagaimana tidak, ia menggunakan gaya penulisan yang kaya akan detail dan emosi, serta deskripsi-deskripsi yang mendalam tentang latar belakang tempat dan suasana memberikan warna tersendiri pada novel ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline