Lihat ke Halaman Asli

Lapangan Karebosi Makassar, Situs Sejarah yang Berubah Jadi Pusat Perbelanjaan

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedih juga melihat lapangan Karebosi kini dihiasi beberpa atribut kepolisian. Sejak Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sulsel menyatakan status quo terhadap lapangan Karebosi Makassar. Kini beberapa penanda yang berfungsi untuk melarang terjadinya aktifitas masyarakat dipasang di lapangan olahraga ini karena status pengelolaannya yang belum jelas. Seperti diberitakan, lapangan Karebosi Makassar termasuk Cagar Budaya (situs sejarah), sehingga perlu izin berliku untuk dapat melakukan segala hal termasuk merenovasi apalagi melakukan aktivitas komersil.

Lapangan Karebosi kini jadi modern dan lebih rapih memang. Seluruh warga Makassar saya yakin senang dengan renovasi lapangan Karebosi yang dilakukan pemerintah kota Makassar. Namun bukan lapangan sepakbola dengan tribun dan rumput bagus itu yang dipersoalkan BPN, tapi pusat perbelanjaan bawah tanah Karebosi Link-lah yang jadi masalah. Meski Pemkot Makassar bersikeras sudah mengantungi Hak Pengelolaan Lahan (HPL) untuk lapangan Karebosi, siapapun tentunya akan merasa janggal jika mendengar

"situs sejarah direnovasi menjadi pusat perbelanjaan."


Proses renovasi lapangan Karebosi Makassar sejak awal memang sudah penuh kontroversi. Penunjukkan PT. Tosan sebagai pemegang proyek disebut sangat mencurigakan karena dilakukan sepihak oleh walikota Makassar bapak Ir H Ilham Arief Sirajuddin. Kondisi inilah yang membuat banyak pihak mengendus adanya praktik korupsi karena dicurigai proyek renovasi lapangan Karebosi adalah kesempatan untuk memperkaya diri. Sebagai bukti, sarana penyebrangan menuju lapangan Karebosi ternyata dibangun dalam wujud tempat perbelanjaan bertingkat.

Beberapa pedagang yang membuka kios di pusat perbelanjaan Karebosi Link kini merasa waswas. Meski saat ini aktivitas belanja masyarakat Makassar masih berjalan normal, namun jika Pemkot Makassar terbukti bersalah maka ada kemungkinan mereka harus mencari kios baru untuk berjualan. Dilema memang.

Di satu sisi sebuah situs sejarah harus dijaga agar tidak dirusak oleh tangan-tangan swasta yang maunya mencari untung saja. Namun di sisi lain ada ribuan orang yang tiap harinya mencari nafkah di pusat perbelanjaan Karebosi Makassar.

Sangat disayangkan, akibat keserakahan walikota Makassar, ribuan pedagang di Makassar terancam jadi korban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline