Lihat ke Halaman Asli

Melda R. Aswadi

freelance journalist

Mencetak Generasi Berkarakter dan Inovatif dengan Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 3 April 2023   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pameran proyek di Ponpes Kauman Padan Panjang. (topsatu.com)

Wajah-wajah ceria para santri di Pondok Pesantren Kauman Padang Panjang Sumatera Barat mengerumuni hasil kerja kelompok mereka. Hasil kerja yang merupakan proyek sebagai pengganti ujian tengah semester. Mengamati dengan antusias dari satu meja ke meja lainnya, mereka terlihat cukup bangga dengan hasil kerja masing-masing.

Dan, hasilnya cukup membanggakan. Beberapa proyek ikut dipamerkan di ajang International STEM Exhibition, Industrial Expo, Education fair, & book fair (ISEE 2022) di Penang Malaysia 14 sampai 16 Desember 2022, yaitu The Jelly Glass dan bakso biji durian. Jelly Glass bahkan berhasil membawa pulang medali perunggu setelah menduduki peringkat ketiga pada kategori Smart devices/Information and Communication.

Puluhan proyek lainnya yang dipamerkan merupakan produk kerajinan tangan, olahan makanan, dan teknologi tepat guna, yang sudah lolos tes kelayakan. Semua proyek ditampilkan pada kegiatan Santripreneur Exibition Project dari program ISTEM (Islamic, Sains, Tekhnologi, Economi, and Math) yang digelar beberapa hari, mulai 23 Desember 2022.

Pimpinan Ponpes Kauman Dr.Derliana mengatakan, santri didorong untuk terus menuju 'Go Digital' dan 'Go Global', sehingga dapat semakin meningkatkan kreativitas, inovasi, dan semangat untuk terus tumbuh menjadi yang terbaik, sesuai semangat Kurikulum Merdeka yang diterapkan di tahun ajaran 2022/2023. Ia berharap santri yang lulus dari perguruan itu bisa jadi multi talenta, membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kreativitas dan kemandirian dari warga negara sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat.

Ponpes Kauman memang menjadi salah satu sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka yang ditawarkan Kemdikbudristek untuk diberlakukan tahun ini. Menurutnya, Kurikulum Merdeka lahir untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih pendidikannya sesuai bakat dan minat anak.

Selama ini, kurikulum yang dijalankan terkesan memaksakan bakat dan minat anak, seakan kurikulum tidak memberikan peluang anak dalam menentukan masa depannya. Sekarang dengan hadirnya kemerdekaan belajar, anak-anak bisa bebas dalam menentukan perkembangan bakat dan minatnya.

"Munculnya Kurikulum Merdeka sebagai solusi untuk kebebasan anak dalam perkembangan bakat dan minat sang anak," kata Derliana.

Belum satu tahun diberlakukan, Kurikulum Merdeka barangkali belum bisa dinilai secara objektif. Namun, secara garis merah tetap menyambung dengan kurikulum sebelumnya, K13, yang bersifat student center. Pendidikan yang berfokus pada anak. Karena, memang setiap anak adalah berbeda dan memiliki minat, keunikan, serta potensi masing-masing.

'PR' Besar Pendidikan Indonesia

Terlepas dari perdebatan soal kurikulum yang berubah-ubah, satu hal pasti bahwa pendidikan di Indonesia masih memiliki 'PR' yang besar. Karena, hakikat dan tujuan dari pendidikan itu sendiri, yakni memanusiakan manusia dan menciptakan manusia yang beradab, terasa masih jauh dari pencapain seharusnya. Masih banyaknya kasus anak yang berhadapan dengan hukum, maraknya aksi tawuran remaja hingga ke pelosok, hingga makin menipisnya empati, bisa menjadi salah satu tolak ukur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline