Jaguar, nama yang selama ini identik dengan kemewahan, performa tinggi, dan warisan otomotif Inggris yang kaya, kini tengah menghadapi masa-masa sulit. Merek yang pernah melahirkan ikon seperti E-Type dan XJ ini, secara mengejutkan mengumumkan rencana besar untuk bertransformasi menjadi merek kendaraan listrik murni. Namun, alih-alih mendapatkan sambutan positif, rebranding ini justru menuai kritik pedas dari para penggemar dan pengamat otomotif.
Sejarah Jaguar
Sejarah Jaguar bermula dari Swallow Sidecar Company pada tahun 1922, sebuah perusahaan kecil yang memproduksi sidecar untuk sepeda motor. Berkat visi William Lyons, perusahaan ini kemudian beralih memproduksi bodi mobil untuk merek-merek populer saat itu. Namun, Lyons memiliki ambisi yang lebih besar. Ia ingin menciptakan mobil sport Inggris yang dapat bersaing dengan merek-merek Italia dan Jerman.
Pada tahun 1935, model SS 100 diluncurkan dan langsung menarik perhatian publik. Setelah Perang Dunia II, perusahaan ini berganti nama menjadi Jaguar Cars dan terus melahirkan model-model ikonik seperti XK120, E-Type, dan XJ. Mobil-mobil Jaguar selalu identik dengan desain yang elegan, performa yang mengagumkan, dan kualitas yang tinggi.
Krisis Identitas dan Rebranding yang Gagal
Namun, seiring berjalannya waktu, Jaguar mengalami berbagai perubahan kepemilikan dan menghadapi persaingan yang semakin ketat. Pada tahun 2008, Jaguar diakuisisi oleh Tata Motors, konglomerat otomotif asal India. Di bawah kepemimpinan Tata, Jaguar berusaha untuk memperluas pasar dan meluncurkan berbagai model baru.
Sayangnya, upaya rebranding yang dilakukan Jaguar dalam beberapa tahun terakhir ini dinilai gagal. Desain mobil-mobil Jaguar terbaru dianggap terlalu membosankan dan kehilangan karakteristik khasnya. Selain itu, kualitas produksi juga seringkali menjadi sorotan.
Rencana untuk menjadi merek kendaraan listrik murni dianggap sebagai langkah yang terlambat dan tidak cukup meyakinkan. Video promosi yang membingungkan dan logo baru yang kontroversial semakin memperburuk citra Jaguar di mata publik.
Opini Netizen: Kecewa dan Kehilangan Harapan
Para netizen pun tak segan-segan untuk menyampaikan kritik pedas terhadap rebranding Jaguar. Banyak yang merasa kecewa dengan arah yang diambil oleh merek kesayangan mereka. Mereka khawatir bahwa Jaguar akan kehilangan identitas dan nilai-nilai yang telah dibangun selama puluhan tahun.
"Jaguar dulu adalah simbol kemewahan dan performa. Sekarang, mereka hanya ingin mengikuti tren kendaraan listrik tanpa punya identitas yang kuat."
"Logo baru Jaguar terlihat seperti desain yang terburu-buru dan tidak memiliki makna."
"Saya berharap Jaguar bisa kembali ke akarnya dan membuat mobil sport yang benar-benar istimewa."
Masa Depan yang Tidak Pasti
Masa depan Jaguar masih belum jelas. Apakah mereka dapat bangkit dari keterpurukan dan kembali menjadi merek yang dihormati? Hanya waktu yang dapat menjawabnya. Namun, satu hal yang pasti, Jaguar harus melakukan perubahan yang lebih mendasar jika ingin bertahan hidup di era kendaraan listrik yang semakin kompetitif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H