Lihat ke Halaman Asli

Fastabiqul Khairat dalam Kepemimpinan Islam

Diperbarui: 10 Oktober 2023   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Melati Rachmania Putri

NIM    : 212111036

Kelas : HES 5A UIN Raden Mas Said Surakarta

Tulisan ini merupakan analisis dari buku yang berjudul "Agama Agenda Demokrasi dan Perubahan Sosial" Karya Muhammad Julijanto, S.Ag., M.Ag.

Dalam buku ini, ada beberapa tema yang dibahas, namun ada salah satu tema yang menarik bagi saya, yakni mengenai Fastabiqul Khairat, Fastabiqul Khairat disini yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan dan kebenaran, bukan dalam hal kejahatan dan kejelekan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Pemilu akan dilaksanakan sebentar lagi, tinggal menghitung bulan, kondisi mulai memanas dengan berbagai isu politik, para calon presiden dan wakil presiden berlomba-lomba untuk mencari dukungan suara guna pemilu nanti. Oleh karenanya tidak sedikit yang menggunakan cara-cara licik untuk menjatuhkan posisi lawan atau menurunkan jumlah suara lawannya, agar mendapatkan posisi yang unggul, mereka menghalalkan berbagai cara agar menang di Pemilu nanti. Hal ini sebenarnya tidak patut untuk dilakukan, karena termasuk perbuatan menyimpang dan tidak sesuai dengan etika dan budaya masyarakat kita yang mengedepankan etika dan budi pekerti luhur sebagai garda terdepan.

Dilihat dari yuridis empiris kekuasaan yang seharusnya ditujukan untuk memperbaiki keadaan sosial yang menyimpang dari nilai-nilai luhur kemanusiaan yang beradab, akan tetapi malah diniatkan untuk kekuasaan belaka yang pada akhirnya menimbulkan suatu kepemimpinan yang otoriter dan berujung pada penderitaan rakyat, terutama rakyat menengah ke bawah yang selalu mendapatkan perilaku yang tidak adil dari para penguasa. Sedangkan dilihat dari yuridis normatif, aturan-aturan yang dibuat pun cenderung menguntungkan pihak penguasa, bahkan dalam aplikasinya pun kekuasaan atau stratifikasi sosial dangat berpengaruh terkait bagaimana hukum berlaku kepadanya. 

Kekuasaan memang merupakan sesuatu yang indah, bahkan jika memungkinkan semua orang ingin memiliki kekuasaan, karena dengan kekuasaan kita bisa mewujudkan apa yang menjadi kehendak maupun keinginan kita. Namun kekuasaan akan menjadi sesuatu yang berbahaya jika berada di tangan yang salah.

Oleh karena itu, guna mewujudkan pemerintahan Indonesia yang demokratis, hendaklah para pemimpin bersaing dalam hal kebaikan, dengan sama-sama menunjukkan kelebihan atau keunggulan mereka tanpa menjatuhkan pihak lawan. Maka dengan begitu, akan tercipta pemilu yang berkualitas, aman, dan damai. Dan terciptalah pula negara yang demokratis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline