Lihat ke Halaman Asli

Melati JuliaRahma

Literacy Enthusiast and Freelance writer

Sel(amat)i Hari Pers Nasional

Diperbarui: 9 Februari 2021   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

suara.com

Pers di Indonesia dipelopori oleh R.M Tirto Adhi Soerjo. Tinta pena dan kertas putih menjadi senjata paling mematikan pada saat kolonial Belanda. Tirto melawan dengan tulisan bernada kritik pedas dan membuat pihak Belanda merasa terancam. Semua tulisanya dimuat dalam surat kabar dan menjadi 'pecutan semangat' seluruh kalangan untuk berani bergerak dan tidak semerta merta percaya dengan "iming-iming" pihak Belanda. 

Tirto yang menjadi sosok inspirasi bagi Pramoedya Ananta Toer dalam karya termasyurnya yaitu 'Bumi Manusia' sebagai sindiran kepada pemerintah di jaman tersebut. 

Namun berbeda nasib,Pak Pram diasingkan di Pulau Buru karena pemerintah menganggap tulisanya membawa pengaruh buruk bagi masyarakat. Bukunya sempat dicekal oleh pemerintah. Bagi masyarakat yang membaca buku tersebut akan dianggap penghianat dan golongan PKI, katanya. 

Memang, pers merupakan ujung tombak dari perkembangan intelektual yang nantinya berdampak pada banyak aspek. Pada era globalisasi sekarang, informasi apa pun dapat diakses dengan mudah dan cepat. Tetapi tidak berbanding lurus dengan teori yang ada, justru membawa dampak perkubuan yang tidak jelas arahnya. Pers juga berubah seiring berkembangan jaman. "Click bait" menjadi favorit dikalangan masyarakat.

Permintaan pasar yang banyak, maka dengan itulah pers juga berusaha memenuhi kebutuhan pasar agar dapur di rumah tetap mengebul. Menggoreng opini, memutar balikan fakta, dan saling lempar batu sembunyi tangan menjadi hal biasa. Siapa yang lurus lurus saja akan tersingkir perlahan karena seleksi alam. 

Jika tidak mundur sendiri, ya terasingkan. Era kebebasan memberikan hak pada setiap orang untuk beropini. Menulislah dari sumber yang benar dan membacalah dari bahan yang jelas kebenaranya. Selamat hari pers nasional. Harapan hanya satu, semoga pers kembali ke 'fitrahnya'.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline