Lihat ke Halaman Asli

Melati (Foxeye)

Pemerhati Hukum dan Politik

Menghadapi Ancaman Nuklir Putin: Barat Harus Kembali Pada Logika Perang Dingin Untuk Menjaga Keamanan Dunia

Diperbarui: 22 November 2024   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi by Pexels

Vladimir Putin kembali memainkan kartu ancaman nuklir untuk mencegah negara-negara lain membantu Ukraina melawan invasi brutal yang ia lakukan. Kali ini, ancamannya muncul setelah Presiden AS, Joe Biden, memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan misil yang disuplai oleh AS untuk menyerang sasaran di dalam wilayah Rusia. Ini jelas semakin memanaskan situasi.

Namun, perlu dicatat, banyak serangan terhadap Ukraina sebenarnya berasal dari Rusia, dan pasukan Ukraina bahkan sudah beberapa kali melintasi perbatasan ke wilayah Kursk. Jadi, aneh rasanya kalau AS begitu lama mempertahankan pembatasan tersebut. Sekarang, Inggris dan negara-negara Barat lainnya seharusnya mengikuti langkah Biden, mengabaikan ancaman Putin, dan membuang pembatasan serupa.

Putin juga baru saja mengubah doktrin militer Rusia, yang menyatakan bahwa serangan terhadap Rusia dari negara non-nuklir yang mendapat dukungan dari negara nuklir bisa dianggap sebagai "serangan bersama" dan bisa memicu respons nuklir. Keputusan ini justru semakin mendesak dunia untuk mengabaikan ancaman-ancaman Putin.

Satu hal yang harus dipahami dunia demokrasi: kita tidak boleh membiarkan diktator berdarah ini berpikir bahwa dia bisa terus melaju secara militer tanpa takut pembalasan, hanya karena ancaman nuklir yang terus dia lemparkan. Meskipun begitu, kalau kita terlalu santai dan mengabaikan ancaman nuklirnya, Putin bisa saja merasa bahwa dia terlihat lemah di mata rakyat Rusia, dan itu bisa membuatnya nekat menggunakan senjata nuklir. Tapi, meskipun itu menakutkan, kita sebenarnya tidak punya pilihan lain selain mengandalkan logika deterensi nuklir, atau yang dikenal dengan sebutan "Mutually Assured Destruction" (MAD), untuk menjaga keamanan, seperti yang terjadi selama Perang Dingin dulu.

Mengalah terhadap ancaman Putin bisa jauh lebih berbahaya. Jika dia merasa dunia lemah, dia mungkin akan berusaha memanfaatkannya, bahkan mungkin menyerang negara anggota NATO. Ini, menurut banyak orang, bisa menjadi pemicu Perang Dunia Ketiga.

Meskipun Putin mungkin cukup gila untuk menggunakan senjata nuklir, bukan berarti semua orang di sekitarnya setuju dengan itu. Sebagian besar rakyat Rusia juga takut akan kiamat nuklir, sama seperti kita. Dunia sekarang seakan berada dalam Perang Dingin Baru, dan Barat harus tetap teguh seperti dulu dalam mempertahankan kebebasan dan demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline