Lihat ke Halaman Asli

Melati (Foxeye)

Pemerhati Hukum dan Politik

Propaganda: Control The Media - The Media Control Us

Diperbarui: 1 Agustus 2022   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.unsplash.com

Dewasa ini sosial media serasa riuh hiruk pikuk oleh berbagai macam kasus, berita, tren, dan permasalahan lainnya. Semakin mudahnya masyarakat dalam mengakses informasi, maka semakin besar peluang masyarakat tergiring opini media.

 Dalam hal ini, pola berpikir oposisi biner dari masyarakat menjadi suatu hal yang membahayakan. 

Dalam cara berpikir ini, hanya ada hitam dan putih, gelap dan terang, baik dan buruk. Dimana yang hitam akan selamanya hitam, dan yang putih akan selalu putih. Tidak akan percampuran atau bias di antara keduanya. Cebong dan Kadrun adalah bukan teman, berarti mereka adalah musuh, dan selamanya tidak akan berteman. 

Cara berpikir yang sederhana, lebih ke tidak ingin rumit. Padahal sebenarnya segala sesuatu yang ada di dunia ini sangatlah kompleks. Cara berpikir seperti itulah yang membuat masyarakat mudah digiring dan dipecah menjadi kubu-kubu yang berbeda.

https://images.unsplash.com

Media massa (pers) sangat rentan ditunggangi kepentingan, terutama kepentingan elite politik. Media massa adalah mesin manipulator yang sangat tepat untuk meluncurkan propaganda politik. 

Dan hal yang mengerikan adalah ketika seseorang tidak menyadari bahwa sesuatu yang ia gaungkan dengan membara adalah sesuatu yang memang sudah direncanakan agar terjadi sejak berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun oleh 'para elite'. 

Terkadang masyarakat tidak menyadari bahwa ia dijadikan sebagai propaganda pemuas hasrat iblis berdasi yang pandai berorasi.

Mereka, para elite pemain permainan kekuasaan yang selalu lapar. Dan jika ditanya "siapa?" jawabannya adalah semua orang berpotensi melakukannya. 

Maksudnya,semua manusia dikaruniai nafsu. Ia adalah sesuatu yang buas, selalu lapar dan tidak pernah puas. Contoh kecilnya, kita mungkin mengumpat kepada tuan dan puan bertuxedo rapi yang duduk dibawah atap kura-kura Ibukota, karena mereka melakukan sesuatu yang tidak menguntungkan atau bahkan merugikan masyarakat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline