Lihat ke Halaman Asli

Melati Apriyanti

Cukup kuatkan iman mu dan jalani kehidupan mu, jangan ikuti gaya hidup orang lain

3 Dampak Buruk dari Pernikahan di Usia Dini

Diperbarui: 14 Februari 2022 Ā  18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Menurut WHO, Pernikahan dini (Early Married) adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang masih dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia di bawah 19 tahu

Pernikahan tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Perlu kematangan dalam hal fisik, psikologis, dan emosional. Inilah mengapa pernikahan dini tidak disarankan dan angka pernikahan dini harus ditekan.

Pernikahan dini memiliki banyak dampak buruk yaitu:

1. Ā Mempengaruhi kesehatan mental.Ā 

Yaitu bermulai dari emosi yang tidak stabil, mengalami masalah keungan, serta tidak bisa menjalani peranan orang tua. Hal ini akan menimbulkan stres dan depresi.

2. Ā Berdampak buruk bagi kesehatan.

Yaitu diakibatkan oleh belum matang nya usia untuk menjalani pernikahan. Pernikahan dini bisa berpotensi memicu kekerasan seksual, Ā dan keguguran karena usia mengandung belum matang.

3. Kekerasan dalam rumah tangga

Yaitu banyak nya pasangan muda yang mengalami kekerasan dalam rumah tangganya. Mulai dari kata-kata yang kasar, main tangan (Tempramental), rasa ketidak puasan terhadap pasangannya dan semua hal ini berujung pada perceraian di usia muda.

Oleh sebab itu, pada dasarnya pemerintah telah melarang pernikahan di usia dini. Larangan ini terdapat pada undang-undang nomor 16 tahun 2019, tentang perubahan atas undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Dimana pemerintah mengatur bahwa perkawinan atau pernikahan hanya di izinkan jika pihak pria dan pihak wanita sudah mencapai usia 19 tahun ke atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline