Lihat ke Halaman Asli

Penipuan Uang Gratisan, Bot di Telegram Semakin Meresahkan

Diperbarui: 12 Maret 2021   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang butuh uang, malah disuruh mengeluarkan uang (dokpri)

Telegram, aplikasi sejuta umat yang memiliki beragam fitur bermanfaat. Kerap kali disalahgunakan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang ingin meraup keuntungan. Kemudahan yang diberikan oleh aplikasi Telegram tidak hanya membuka peluang bagi kreativitas penggunanya. Namun juga memberikan jalan bagi beberapa oknum untuk melancarkan aksi kejahatan.

Salah satu fitur khusus yang menjadikan telegram lebih unggul daripada whatsapp adalah bot. Yaitu akun robot dari pihak ketiga yang diprogram untuk tujuan tertentu dengan cara memproses perintah yang diberikan oleh penggunanya. Uniknya, semua orang bisa membuat bot telegram sendiri dan merilisnya ke seluruh dunia. Ada banyak sekali jenis bot di Telegram, mulai dari bot yang menyediakan layanan quiz, game, polling, ramalan cuaca, daftar harga, terjemahan, dan masih banyak lagi.

Sayangnya, kemudahan ini justru menjadi celah masuknya kejahatan. Kasus yang paling banyak dan menyebar luas di masyarakat adalah penipuan uang gratis. Para pelaku mengatasnamakan brand e-wallet yang cukup populer dengan tawaran yang sangat menggiurkan. Di tengah situasi pandemi begini, siapa orang yang tidak mau diberi iming-iming uang? Apalagi kalau syarat yang diajukannya bisa dikerjakan sambil rebahan.

Beberapa brand e-wallet yang populer seperti Dana, Ovo, Gopay menjadi kedok untuk menutupi aksi mereka. Link bot dengan headline UANG GRATIS dipercantik caption ajakan yang manis dan persuasif. Menjadi pesan berantai di grup whatsapp lalu banjir oleh masyarakat yang tanpa pikir panjang langsung meng-klik ketika melihat kata UANG. Terlebih jika label oknum yang mengadakan event tersebut adalah salah satu brand e-wallet ternama, siapa lagi yang tidak akan tergoda?

Syarat yang diajukan oleh bot PENIPUAN UANG GRATIS ini hampir semuanya sama. Yaitu, pengguna wajib men-share link undangan dan mendapatkan sebanyak-banyaknya orang yang meng-klik tautan undangan tersebut. Sebagaimana aturan yang juga diterapkan di aplikasi lain seperti Hello, snack video, dan lainnya. Setiap kali pengguna mendapatkan orang yang meng-klik tautan undangannya maka dia akan mendapatkan upah. Semakin banyak klik, semakin banyak pula pundi-pundi rupiah yang didapat.

Namun, realita kehidupan memang tidak seindah iming-iming penipuan. Setelah berhasil menimbun saldo cukup banyak, eh ternyata pihak admin bot memberikan tarif yang wajib dibayar untuk setiap penarikan saldo. Yah, gak jauh beda dengan model penipuan yang biasa dikirim lewat SMS.

"Selamat, nomor anda terpilih sebagai pemenang undian uang 100 JUTA. Info lebih lanjut hubungi nomor berikut."

Setelah dihubungi, malah diminta uang untuk penarikan hadiah. Kalau menurut logika, kenapa gak langsung dipotong saja dari jumlah keseluruhan saldo yang kita punya? Kenapa harus dibayar di muka?

Kasus penipuan semacam ini sudah menjamur di lingkup masyarakat. Adakalanya, kita harus bersikap skeptis dan mengenakan kacamata kritis sebelum bertindak. Pastikan lagi kepada pihak yang bersangkutan, apakah benar mereka sedang mengadakan bagi-bagi uang gratisan?

Di dunia digital seperti sekarang ini, setiap hari kita kebanjiran informasi. Sampai-sampai sulit membedakan mana yang nyata dan asumsi semata. Hindari meng-klik link yang tidak jelas kepastiannya, karena dapat memicu pembajakan, pencurian informasi pribadi, bahkan penipuan seperti kasus di atas tadi. Yuk, budayakan bertanya dan berpikir sebelum bertindak agar tidak mudah dibodohi oleh kemudahan yang ditawarkan teknologi.

Kalau kalian, pernah mengalami kasus penipuan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline