Indonesia sungguh beruntung. Sebagai kawasan tropik dianugerahi curah hujan, limpahan cahaya matahari, temperatur tanah dan kelembaban udara yang ideal bagi kehidupan. Kondisi iklim dan faktor lingkungan yang mendukung memunculkan beragam diversitas, baik flora, fauna maupun mikroorganisme.
Walaupun pada beberapa wilayah Indonesia terdapat daerah yang beriklim kering dengan tanah miskin hara, uniknya pertumbuhan vegetasi masih tetap ada. Hal ini karena adanya dukungan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Secara biokimiawi, peran mikro, meso, dan makro organisme sangat penting dalam siklus hara dan peningkatan produktivitas lahan.
Mikroorganisme dalam tanah akan membantu menyediakan nutrisi essensial bagi pertumbuhan tanaman melalui proses simbiosis mutualisme dan non simbiosis. Pemanfaatan mikroorganisme fungsional sebagai biofertilizer dan biokontrol dalam agen biostimulan diharapkan akan banyak membantu keberhasilan program pertanian organik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Sebagai upaya dalam meningkatkan produksi hortikultura organik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT), sepakat melakukan kolaborasi. Penandatangan kerja sama kedua belah pihak dilakukan dalam Kawasan Science Centre-Cibinong pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Tak Hanya periset dari PRMT, kegiatan kerjasama ini juga melibatkan lintas Pusris di BRIN, yakni Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan, Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan.
Kepala Pusat Mikrobiologi Terapan-BRIN, Dr. Ahmad Fathoni, M.Eng dalam sambutannya menyampaikan suka citanya atas jalinan kerjasama ini.
"Kegiatan kerjasama ini menjadi salah satu pemanfaatan hasil riset, sebagai jawaban akan kebutuhan industri. Melalui upaya pengembangan produk pupuk, dapat meningkatkan value mitra. Bila dari kegiatan pengaplikasian setelah di evaluasi hasilnya lebih baik dapat dimanfaatkan untuk pengembangan produk baru. Hal ini tentunya akan menyakinkan konsumen bila produk yang dihasilkan lebih baik dari sebelumnya.
Lebih lanjut Fathoni menegaskan, sebuah tantangan bagi periset untuk dapat mengungkap mekanisme kerja mikroba dalam meningkatkan produktivitas tanaman hortikultura. Sementara itu, dari tim mitra dapat memonitor kebutuhan pasar. Menangkap peluang dari problem yang dihadapi industri sehingga menjadi solusi.
Hal tersebut selaras dengan yang dijabarkan Timmer 2004 dalam bukunya Food Security and Economics Growth : An Asian Pespective, pentingnya memahami peran pasar. Pemerintah sebagai peran penting (critical role) dan hubungan antara keduanya menjadi kunci bagi perkembangan ekonomi.
Agen Biostimulan Untuk Pengkayaan Pupuk Ostindo