Lihat ke Halaman Asli

nfs.melaa

Semangat belajar Istiqomah Ngaji

Tumbuhkan Kesadaran Sosial Anak dengan Empati

Diperbarui: 27 April 2020   16:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

halodoc.com

Pada hakikatnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yaitu tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Sebagai makhluk sosial pasti juga akan melakukan interaksi setiap harinya yang melibatkan individu atau kelompok lainnya.

Manusia diciptakan tidak ada yang sempurna masing-msing pasti memiliki kekurangan dan juga kelebihan. tetapi, kekurangan tersebut akan terpenuhi saat melakukan komunikasi sosial.

Nah.. sekarang kita akan membahas tentang social awareness atau bisa disebut juga dengan kesadaran sosial.

Social awareness berasal dari bahasa inggris yatu social dan awareness. Social berarti sosial dan awareness berarti kesadaran. Jadi, bisa disimpulkan bahwa social awareness berarti kesadaran sosial.

Ada banyak definisi tentang kesadaran sosial menurut para ahli, salah satunya menurut Goleman kesadaran sosial adalah kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau menumbuhkan suatu kepedulian yang kemudian menunjukkan sikap empati terhadap orang lain disekitarnya.

Kesadaran sosial ini juga dapat ditumbuhkan sejak usia dini yaitu dengan menanamkan sikap empati pada anak. Karena dengan sikap empati akan menciptakan hubungan baik dengan orang lain. dengan seseorang memiliki sikap empati maka orang tersebut akan menghargai orang lain dan  akan memandang orang lain sama pentingnya seperti diri sendiri.

Kesadaran sosial juga sangatlah penting untuk setiap manusia dalam kehidupan bermasyarakat. dengan kesadaran, seorang individu dapat memahami realitas dalam hidup bermasyarakat.

Menurut sheldon (1996) bahwa kesadaran sosial memiliki tiga dimensi yaitu :

  • Tacit awareness : prespektif diri dan prespektif orang lain
  • Focal awareness : diri sendiri sebagai objek dan orang lain sebagai objek
  • Awarenes content : penampilan dapat diobservasi dan pengalaman tidak dapat diobservasi

sekian, semoga bermanfaat :v

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline